Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor Indonesia pada 2017 sebesar 11,99 miliar dolar AS. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 14,54 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kepala BPS Shariyanto menjelaskan impor yang paling besar lebih kepada kebutuhan peralatan mekanik, seperti impor mesin dan pesawat mekanik yang mencapai 1,74 miliar dolar AS dan mesin peralatan listrik yang mencapai 1,36 miliar dolar AS. Sehingga impor non migas mengalami kenaikan 10,24 persen.
Jika dilihat dari jenis barang, maka impor Indonesia pada Januari 2017 didominasi bahan baku dan penolong yang mencapai 75 persen, disusul barang modal 16 persen dan barang konsumsi 8,39 persen.
"Kenapa impor bahan baku ini bisa mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Jadi ini bertujuan untuk mendorong industri kita. Kalau ada impor seperti ini kan, industri dalam negeri bisa lebih maju," katanya.
Sedangkan dari sisi komoditasnya, penyumbang impor terbesar periode ini adalah mesin peralatan listrik sebesar 253 juta dolar AS, bahan kimia organik sebesar 88 juta dolar AS, biji-bijian berminyak sebesar 83 juta dolar AS, daging hewan 83 juta dolar AS serta plastik dan barang dari plastik sebesar 79 juta dolar AS.
Berdasarkan penggunaan barang, impor bahan baku naik 20,92 persen secara tahunan, impor barang modal naik 6,04 persen, dan impor batang konsumsi turun 13,39 persen.