Neraca Perdagangan Januari 2017 Surplus 1,40 Miliar Dolar

Kamis, 16 Februari 2017 | 12:36 WIB
Neraca Perdagangan Januari 2017 Surplus 1,40 Miliar Dolar
Kantor Pusat BPS di Kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (19/8/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik hari ini melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada bulan Januari 2017 tercatat sebesar 1,40 miliar dolar AS. 


Kepala BPS Suhariyanto mengatakan jumlah ekspor dan impor pada Januari mengalami kenaikan. Kinerja ekspor Indonesia pada Januari 2017 mencapai 13,38 miliar dolar AS atau lebih tinggi daripada realisasi impor di periode yang sama sebesar 11,99 miliar dolar AS.

"Ini merupakan yang tertinggi sejak 2014. Ini sangat bagus sekali. Meski bulan Januari ini ekspor dan impornya tertinggi, tapi pemerintah harus menjaga juga agar impornya nggak terlalu tinggi, nanti bisa berdampak buruk,” kata Suhariyanto saat menggelar konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2017).

Suhariyanto menjelaskan, ekspor Indonesia pada Januari 2017 mencapai 13,38 miliar dolar AS, atau mengalami kenaikan sebesar 27,71 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut juga terjadi baik di sektor migas atau non-migas.

Ekspor migas pada Januari mengalami kenaikan yang cukup tinggi yakni 1,72 persen menjadi 1,27 miliar dolar AS dan non-migas 3,7 persen menjadi 12,11miliar dolar AS. Suhariyanto menjelaskan ekspor migas terjadi karena membaiknya harga komoditas dunia.

Dirinya berharap membaiknya harga komoditas ini akan berpengaruh positif pada kinerja ekpor Indonesia.

Melihat laju impor Januari 2017 tercatat mengalami kenaikan 14,54 persen menjadi 11,99 miliar dolar SS dibanding realisasi bulan yang sama 2016 sebesar 10,47 miliar dolar AS. Sedangkan jika dibanding realisasi Desember 2016 senilai 12,78 miliar dolar AS, nilai impor awal tahun ini merosot 6,21 persen.

Nilai impor 11,99 miliar dolar AS lebih tinggi dibanding Januari 2016, namun lebih rendah dibanding periode yang sama 2015 yang mencapai 12,61 miliar dolar AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI