Wilayah permukiman di Jabodetabek terus tumbuh. Tercatat saat ini ada sekitar 17 wilayah permukiman di atas 450 hektare yang tersebar di Jabodetabek.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPJT) Kementerian Perhubungan Elly Adriani Sinaga mengatakan jumlah kawasan permukiman di wilayah Jabodetabek terus meningkat dan tidak diimbangi dengan kehadiran sarana transportasi publik yang memadai menjadi salah satu pemicu terjadinya kemacetan.
Pasalnya, para penghuni kawasan permukiman lebih memilih menggunakan angkutan pribadi dibanding kendaraan umum.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sebagai badan yang bertugas mengatur sistem transportasi lintas Jakarta dan daerah penyangga, kata Elly, dengan menggandeng pihak swasta, BPTJ menginisiasi program transportasi umum angkutan permukiman.
Baca Juga: Kementerian PUPR Tata Pemukiman Kumuh di Ambon
Menurut Elly berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek, angkutan permukiman merupakan pelayanan angkutan tidak dalam trayek yang melayani dari kawasan permukiman ke beberapa titik tujuan pusat kegiatan.
Sebelumnya BPTJ telah melakukan survei pada kawasan permukiman dengan responden rata-rata lima persen dari jumlah Kepala keluarga (KK) setiap permukiman di wilayah Jabodetabek. Hasil survei menunjukkan preferensi warga yang mau pindah ke angkutan permukiman premium rata rata 78 persen. “Itu berarti, rata rata masyarakat permukiman sangat merespon positif berpindah ke angkutan permukiman,” tutur Elly di Jakarta, Senin (6/2/2017).
Lebih lanjut mengatakan sesuai Peraturan Kepala BPTJ No. SK 55/AJ.206/BPTJ-2017 Tentang Angkutan Permukiman, angkutan permukiman harus memenuhi standar kualitas pelayanan yang mencakup standar keandalan, muatan penumpang, keselamatan, keamanan, ketersediaan pelayanan, dan terjadwal (realibity) serta tarif yang terjangkau masyarakat yang tinggal di kawasan pemukiman. Penumpang akan menikmati layanan internet selama perjalanan dan bus dilengkapi dengan CCTV, sehingga penumpang merasa nyaman dan aman dalam melakukan perjalanan.
Disamping standar pelayanan, BPTJ juga menyediakan shelter yang bagus dan nyaman, sehingga warga yang tinggal di permukiman tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi, tapi hanya cukup mengakses shelter dan menggunakan bus menuju tujuan. Untuk mencapai shelter, warga dapat menggunakan berbagai alternatif termasuk menggunakan kendaraan tidak bermotor seperti berjalan kaki dan sepeda. Fasilitas parkir kendaraan bermotor juga disediakan di sekitar shelter.
“Dengan keberadaan angkutan permukiman, saya berharap, banyak masyarakat yang akan beralih menggunakan angkutan umum,” ungkap Elly.