Hari Jum'at (3/2/2017) di Lausanne, Swiss, Direktur Utama Peruri (Prasetio) dengan Chief of Executive Officer Sicpa, SA (Philippe Amon) menandatangani Shareholder Agreement (SHA) penambahan kepemilikan saham Peruri di perusahaan afiliasi PT. Peruri Sicpa Securink (SPS) dari sebelumnya 20 persen menjadi 48 persen.
Sicpa, SA adalah perusahaan multi nasional yang berkedudukan di Lausanne, Swiss yang memproduksi tinta sekuriti intaglio, optical variable ink (OVI) dan spark untuk pencetakan uang dan dokumen sekuriti lain seperti paspor, pita cukai dan lainnya.
Khusus untuk SPS, tinta yang diproduksi sebagian besar adalah intaglio untuk memenuhi kebutuhan Peruri di dalam mencetak uang NKRI. "Peningkatan kepemilikan saham Peruri menjadi 48 persen tersebut merupakan langkah penting agar Peruri lebih berperan dalam menetapkan kebijakan di SPS dengan posisi sebagai super majority, artinya meskipun kepemilikan saham minoritas tetapi mempunyai peran penting menentukan kebijakan perusahaan", demikian Prasetio menjelaskan.
Baca Juga: Peruri Resmi Teken Kerjasama dengan 11 BUMN
"Kami ingin tranfer know how dan transfer knowledge teknologi tinta sekuriti dari Sicpa, SA ke Peruri berjalan dengan baik. Ke depan, kompetensi itu secara pasti harus dimiliki oleh putra-putri kita sendiri”, jelas Prasetio.
Di dalam peningkatan kepemilikan saham ini, Peruri tidak mengeluarkan uang tunai tetapi transaksi non-tunai, yaitu melalui kapitalisasi sewa lahan di Karawang, pengalihan mesin pengolah tinta dan tambahan goodwill dari Sicpa, SA.
"SPS didirikan pada 2002 sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan tinta sekuriti Peruri menjalankan penugasan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP32) untuk mencetak uang NKRI dan 4 (empat) produk utama lainnya, yaitu pita cukai, paspor, meterai dan buku pertanahan. Kami ingin secara bertahap kepemilikan Peruri terus naik dan setelah melalui negosiasi yang panjang, akhirnya cita-cita itu dapat direalisasikan. Idealnya kami ingin menjadi pemegang saham mayoritas tetapi pelaksaannya perlu bertahap. Semoga 5 (lima) tahun ke depan cita-cita menjadi pemegang saham mayoritas dapat direalisasikan", kata Prasetio lebih lanjut.
Hingga 2016 pendapatan SPS mencapai Rp477 miliar dengan laba bersih Rp9,2 miliar. Perusahaan afiliasi Peruri ini cukup sehat dengan pertumbuhan rata-rata per-tahun 10 persen. "Kami meminta manajemen SPS agar pada tahun-tahun yang akan datang dapat membuka pasar internasional, jangan hanya memenuhi kebutuhan domestik (Peruri). Pembukaan pasar internasional ini sejalan dengan visi Peruri untuk go global dan go digital," tutup Prasetio.