Yoris Sebastian, Pelopor Industri Kreatif Lewat OMG Creatif

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 04 Februari 2017 | 15:34 WIB
Yoris Sebastian, Pelopor Industri Kreatif Lewat OMG Creatif
Yoris Sebastian, pengusaha industri kreatif sekaligus pendiri OMG Crative. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bagi anda yang menggeluti industri kreatif, pastilah sudah tak asing dengan nama Yoris Sebastian. Selama lebih dari satu dekade, Yoris adalah salah satu pionir pengembangan industri kreatif di tanah air ini

Pria kelahir Ujung Pandang, Makassar, 5 Agustus 1972 adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang memang sudah dikenal lama bergerak dalam bidang industri kreatif. Saat ia berusia 26 tahun, Yoris terpilih menjadi GM (General Manager) Hard Rock Cafe Indonesia. Kala itu, ia menjadi GM termuda se-Asia dan termuda kedua di dunia.

Namun Yoris pada dasarnya memiliki jiwa pengusaha. Meskipun karirnya cemerlang di Hard Rock Cafe, namun pada usia 34 tahun ia memilih keluar dari Hard Rock. Yoris kemudian mendirikan sebuah perusahaan konsultan kreatif OMG (Oh My Goodness).

Baca Juga: Harry Karundeng, Beri Cicilan Tanpa Kartu Kredit via Mise.id

Yoris terkenal dalam hal inovasi dan ide kreatif. Ia menunjukkan konsistensinya dalam membuat ide-ide kreatif yang tidak biasa yang dalam bahasa Inggris dikenal juga sebagai berpikir out of the box. Menurutnya, ide kreatif akan segera berkembang bila dimulai dengan hal yang kecil (start small).

Yoris mengakui perkembangan industri kreatif tak lepas dari kontribusi pemerintah. Menurutnya, perhatian pada industri kreatif sebetulnya sudah ada sejak era Presiden Susio Bambang Yudhoyono. Namun waktu itu, ia mengkritik perhatian pemerintah pada industri kreatif hanya pada aspek desain. Padahal aspek desain hanyalah salah satu aspek dalam industri kreatif.

"Nah saat ini di era Jokowi, perhatian pemerintah lebih besar dengan adanya Badan Ekonomi Kreatif (BEK)," kata Yoris dalam wawancara khusus dengan Suara.com di Jakarta, Senin (30/1/2017).

Yoris saat ini memimpin OMG (Oh My Goodness) Creative consulting yang berdiri pada 1 April 2007. Meski terkesan main-main, pria yang pada 2006 silam terpilih sebagai pemenang British Council’s International Young Creallvi trepreneur (IYCE) ini sangat serius menjalankan bisnisnya. Salah satu contoh yang masih hangat mungkin adalah program penghargaan musik yang kalau orang normal mungkin akan diberikan di ballroom namun Yoris dan OMG berhasil meyakinkan Class Mild untuk mengadakan Class Music Heroes Award dan membagikannya di sawah, di pom bensin bahkan di jembatan.

Selain itu Yoris juga hadir sebagai salah satu konsultan pengembangan konsultan pengembangan konsep bisnis F.Pod di FX yang menghadirkan 12 ruang meeting dengan design yang berbeda dari 12 designer interior Indonesia. Ataupun konsep terbaru Epicentrum Walk di kawasan Superblok Rasuna Epicentrum dengan target market unik Generation C.

"Berpikir out of the box, bagi Yoris, memang diperlukan. Menurut pria yang drop out dari Jurusan Ekonomi Akutansi, Universitas Atmajaya, Jakarta, tersebut, cara berpikir ini mengajak si individu untuk berpikir dari yang biasa. Ketika ide itu berbeda, maka itulah berpikir out of the box."Berpikir seperti ini bukan berarti harus benar-benar berbeda dan baru. Ide-ide yang sudah ada bisa dikembangkan dan dimodifikasi," ujar Yoris.

Mengenai perkembangan industri kreatif itu sendiri di Indonesia, Yoris mengingatkan pemerintah untuk tidak terlalu berlebihan membina industri kreatif. Menurutnya, peran yang benar adalah pemerintah menjadi fasilitator, jangan terlalu menyuapi industri kreatif. "Ini justru tidak akan membuat pelaku industri kreatif menjadi kreatif. Yang dibutuhkan, misal, pajak untuk industri kreatif diterapkan nol persen," jelas Yoris.

Kedepan, Yoris punya obsesi untuk membangun kampus pendidikan S2 khusus untuk industri kreatif. Sebab menurutnya, Indonesia punya banyak talenta luar biasa dalam industri kreatif. Bahkan tak jarang ajang kejuaraan dunia industri dunia memunculkan juara dari Indonesia."Sayangnya, dukungan dari pemerintah kita masih kalah jauh dengan negara lain. Akibatnya industri kreatif negara lain justru lebih berkembang," tutup Yoris.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI