Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia mengecam pergantian Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama PT Pertamina. Pergantian nahkoda yang dialami Pertamina dianggap terlalu sering.
"Sungguh amat disesalkan Pertamina sebagai Perusahaan Besar dan Strategis mengalami pencopotan/pergantian 7 kali rezim Direksi hanya dalam kurun waktu 14 tahun," kata Faisal Yusra,
Presiden KSPMI dalam keterangan resmi, Jumat (3/2/2017).
Situasi dimaksud menunjukkan bahwa pergantian rezim/pencopotan direksi dilakukan dengan gegabah sehingga menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu dan berpotensi menimbulkan dugaan yang beragam.
"Di tengah prestasi Pertamina yang luar biasa di tahun 2016 termasuk inovasi produk baru yang dibutuhkan masyarakat dan mendukung program/kebijakan Pemerintah, ide Satu HARGA BBM Papua dan keuntungan tertinggi sepanjang sejarah Perseroan, pencopotan Direksi yang berprestasi adalah membuktikan pejabat yang berwenang mengakui kebenaran statement ngawur Menteri BUMN masa lalu bahwa monyet pun memimpin Pertamina pasti untung," ujar Yusra.
Baca Juga: Dewan Komisaris Tunjuk Yenni Andayani Jadi Plt Dirut Pertamina
KSPMI mengkhawatirkan pencopotan, pengisian atau kemungkinan pergantian Direksi berpotensi dijadikan ajang bancaan, konspirasi dan transaksional karena Pertamina dengan program pengembangannya yang progresif memiliki banyak proyek investasi dengan anggaran trilyunan yang tentunya akan menarik bagi banyak pihak. Oleh sebab itulah KSPMI meminta Menteri BUMN Rini Soemarno untuk lebih hati-hati bila melakukan perombakan rezim direksi Pertamina termasuk mengabaikan aspirasi pihak manapun yang tak relevan sesuai UU BUMN Pasal 91.
"Sehingga Pertamina bebas dari intrik politik, pemburu rente, calo jabatan dan pihak-pihak yang mengusung pemikiran unprofessional conduct lainnya," jelas Yusra.
KSPMI meminta Rini Soewandi untuk mendengarkan aspirasi Pekerja melalui organisasi Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), yang merupakan anggota KSPMI, sebagai other opinion terkait dengan hal-hal yang berkembang di Pertamina, termasuk informasi tentang kepemimpinan.
"Kami berharap Pertamina terlepas dari gangguan/rongrongan pihak manapun dan dibiarkan berkembang menjadi Perusahaan Migas Berkelas Dunia sehingga mampu mengemban amanat pemegang kedaulatan migas Indonesia di masa mendatang," tutup Yusra.