Kementerian PUPR Memulai Jakarta Sewerage System Tahun 2017

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 04 Februari 2017 | 08:48 WIB
Kementerian PUPR Memulai Jakarta Sewerage System Tahun 2017
Menteri Basuki Hadimuljono meninjau Waduk Keuliling di Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam. [Dok Kementerian PUPR]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpadu di DKI Jakarta atau Jakarta Sewerage System (JSS) yang akan ditangani oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) pada zona 1 di Pluit telah memasuki tahap pengadaan konsultan, dan diperkirakan akan ditetapkan konsultannya pada minggu ke-3 Februari 2017.

JSS diproyeksikan akan melayani pengelolaan air limbah seluruh Jakarta yang terbagi dalam 14 zona berdasarkan kondisi geografis. Pembangunan diprioritaskan pada zona 1 yang mencakup daerah Pluit dan kemudian akan dilanjutkan pada zona-zona lainnya.

“Saat ini sedang negosiasi untuk penunjukkan konsultan, saya minta dalam satu minggu ke depan sudah dapat diputuskan pelaksananya,”ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai bertemu perwakilan JICA di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat (3/2/2017).

 

Baca Juga: Peta Rawan Bencana Dijadikan Acuan Dalam Pembangunan

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air Imam Santoso, Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo, Direktur Pengembangan Jaringan Jalan Rachman Arief Dienaputra, Kepala Biro Perencanaan Anggaran dan KLN Widiarto dan Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Ditjen Cipta Karya Dwityo Akoro.

Dikatakan Menteri Basuki, pada tahun 2011, Jepang melalui JICA telah melakukan studi yang merekomendasikan pengembangan sistem air limbah yang terbagi ke dalam 14 zona. “Khusus untuk yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR yaitu di zona 1 (Pluit) dan zona 6 (Duri Kosambi), sementara yang lainnya akan dikerjakan oleh Pemda DKI,” kata Menteri Basuki.

Estimasi kebutuhan dana diperkirakan sebesar Rp69,6 triliun untuk total 14 zona.

Khusus zona 1 Luas JSS yang akan dibangun mencapai 4.901 Hektar dengan kapasitas 198,000 m3/hari. Perkiraan biaya yang dibutuhkan mencapai Rp8,1 triliun. Dengan pembangunan pengelolaan air limbah pada zona 1 tersebut, maka pengelolaan limbah di Jakarta diperkirakan akan bertambah menjadi 20 persen dari sebelumnya hanya 2,38 persen.

Sedangkan untuk zona 6 yang mencakup wilayah Duri Kosambi, luas JSS yang akan dibangun adalah 5.875 Hektar dengan kapasitas 282.000 m3/hari, dengan perkiraan biaya mencapai Rp8,7 triliun. Saat ini Kota Jakarta baru memiliki satu Instalasi Pengolahan Air Limbah yakni di Waduk Setiabudi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI