Peta Rawan Bencana Dijadikan Acuan Dalam Pembangunan

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 04 Februari 2017 | 08:40 WIB
Peta Rawan Bencana Dijadikan Acuan Dalam Pembangunan
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Hermanto Dardak. [Dok Kementerian PUPR]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam upaya mitigasi bencana khususnya tanah longsor pada jalan nasional, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek menilai urgensi keberadaan peta rawan bencana yang lebih detail.

Dengan adanya peta rawan bencana, pemerintah dapat melakukan tindakan preventif untuk meminimalisir dampak serta kerugian yang ditimbulkan.

"Harapannya akan ada rekomendasi, sekaligus menjadi acuan dalam pembangunan, pemeliharaan dan penanganan yang tepat pada ruas-ruas jalan rawan longsor," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Hermanto Dardak dalam keterangan resmi, Kamis (2/2/2017).

 

Baca Juga: Konstruksi Jalan Tol Cisumdawu Ditargetkan Tuntas 2018

Turut hadir dalam diskusi tersebut Ketua IAGI Sukmandaru Prihatmoko dan Bupati Trenggalek Emil Dardak, Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah ll Provinsi Jawa Timur, Kementerian PUPR Sodeli dan Kepala Bidang Preservasi dan Peralatan II BBPJN VIII Kementerian PUPR Riel Jemmy Mantik. 

Sementara itu Kasatker PJN Wilayah II Sodeli mengatakan diskusi tersebut merupakan salah satu upaya mencari solusi preventif bencana longsor pada jalan nasional salah satunya ruas jalan menghubungkan Ponorogo-Trenggalek-Pacitan yang mengalami longsor. Menurutnya hasil kajian tersebut nantinya akan berguna untuk ditindaklanjuti sebagai masukan dalam pemeliharaan jalan nasional yang ditangani BBPJN VIII.

Terkait kerusakan jalan nasional di Kabupaten Trenggalek akibat longsor beberapa waktu lalu, BBPJN VIII telah selesai melakukan penanganan.

"Sebelumnya ruas jalan Trenggalek merupakan jalan provinsi, baru dua tahun ini statusnya menjadi jalan nasional. Ke depannya kita juga akan melakukan perkuatan tebing di sekitar ruas jalan tersebut sebagai upaya pencegahan longsor," ungkap Sodeli.

Sementara itu Ketua IAGI Sukmandaru Prihatmoko menambahkan, setiap kondisi tanah membutuhkan penanganan yang berbeda dari satu titik ke titik lainnya. Ia menyatakan tim ahli geologi nantinya akan melakukan penelitian mendalam terkait tanah longsor yang terjadi di KM 16 dan KM 17, Kecamatan Tugu, Trenggalek.

Menurutnya rekomendasi yang akan dikeluarkan pakar geologi tersebut akan menjadi acuan bagi pemerintah daerah, guna melakukan langkah penanganan jangka menengah maupun jangka panjang, agar kejadian tanah longsor dapat diminimalisir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI