PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menargetkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pada 2017 sebesar Rp 71,2 triliun. Target penyaluran KUR pada tahun ini naik 2,59 persen dari realiasi tahun 2016 sebesar Rp 69,4 triliun.
Asmawi Syam, Direktur Utama BRI mengatakan, pada tahun lalu, BRI sudah menyalurkan KUR kepada 3,9 juta debitur. “Pada tahun lalu, BRI berkontribusi terhadap 91,1 persen total penyaluran KUR nasional,” ujarnya dalam paparan kinerja 2016, Selasa (31/1/2017).
Tahun ini, bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut akan meningkatkan penyaluran KUR kepada nasabah sektor produktif. Asmawi menargetkan, pada 2017, sebesar 40 persen penyaluran KUR disalurkan kepada sektor UMKM produktif.
Baca Juga: Dana Simpanan Nasabah BRI Didominasi Tabungan dan Giro
Ia menjelaskan, penyaluran KUR kepda sektor produktif lebih diutamakan dibandingkan perdagangan. Sebab perdagangan hanyalah mengambil barang dari suatu wilayah untuk dijual di wilayah lain. Padahal, tantangan Indonesia sekarang adalah kapasitas produksi dalam negeri yang tak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. "Ini yang membuat impor Indonesia menjadi tinggi," jelas Asmawi.
Ia mencontohkan, berbagai komoditi seperti beras, daging sapi, bawang, cabai kini banyak dilakukan impor karena stok produksi dalam negeri kurang memadai. Inilah yang membuat BRI berpikir untuk lebih mendorong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk tidak melulu hanya mengandalkan usaha perdagangan. "Mereka harus didorong untuk lebih berani terjun ke sektor produksi," tutur Asmawi.
Diharapkan dengan semakin banyak UMKM sektor produktif terjangkau KUR, maka bisa memberikan efek multiplier kepada ekonomi.Sebab sektor produktif akan menyerap lapangan pekerjaan dan meningkatkan stok produksi dalam negeri. Bahkan jika memungkinkan, KUR bisa mendorong tumbuhnya ekspor Indonesia.
Sebagai gambaran, tahun lalu, penyaluran KUR mayoritas di sektor perdagangan.