Dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaksanakan program 100-0-100, yakni program untuk mewujudkan 100 persen ketersediaan akses air minum, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen ketersediaan akses sanitasi sehat pada tahun 2019.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa program 100-0-100 tersebut, kini sudah menjadi isu internasional. "Isu tersebut juga menjadi bahasan dalam konferensi Habitat III di Quito, Ekuador pada Oktober tahun lalu " kata Menteri Basuki dalam keterangan resmi, Selasa (31/1/2017).
Untuk mewujudkan akses air minum, Kementerian PUPR menargetkan dapat meningkatkan cakupan layanan air minum sebesar 7,2 pers per tahun. “Sampai akhir 2015, cakupan pelayanan air minum aman mencapai 71,05 persen artinya kita harus menambah cakupan sekitar 7,2 persen per tahun, baik melalui jaringan perpipaan maupun non perpipaan,” kata Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Sri Hartoyo dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Kementerian PUPR: Banyak Swasta Kepincut Investasi Jalan Tol
Mengatasi Krisis Air di Provinsi NTT
Salah satu provinsi yang kerap mengalami kekurangan air bersih yakni Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mengurangi daerah rawan krisis air di NTT, Kementerian PUPR pada tahun 2016 telah membangun Sistem Penyediaan Air Minum Tingkat Ibu Kota Kecamatan atau dikenal dengan SPAM IKK di 8 Kabupaten.
Di Kabupaten Rote Ndao, Kementerian PUPR membangun SPAM IKK Lidabesi dan Papela yang bermanfaat untuk melayani air bersih bagi daerah rawan air di Desa Lidabesi dan masyarakat nelayan di Desa Papela. SPAM IKK Lidabesi mampu menyuplai air bersih bagi 75 unit Sambungan Rumah (SR) dan SPAM IKK Papela bagi 100 unit SR.
Kemudian di Kabupaten Sikka, Kementerian PUPR membangun SPAM IKK Talibura di Kecamatan Talibura yang terdiri dari 12 desa dengan jumlah penduduk kurang lebih 20.848 jiwa. Sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, warga membeli dari mobil tangki air dengan harga Rp 150.000/tangki (5.000 liter). Saat ini warga Kecamatan Talibura sudah dapat menikmati air bersih dari jaringan perpipaan yang dibangun.
Untuk Kabupaten Manggarai Timur, akses air bersih melalui jaringan perpipaan juga ditingkatkan dengan membangun SPAM IKK Wantuggong dan Kota Komba untuk melayani kebutuhan air warga di Kecamatan tersebut. Disamping itu, juga dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kecamatan Kota Komba dengan kapasitas air sebanyak 20 lt/dt. Sebelum tersedianya jaringan air perpipaan, masyarakat mengambil air langsung dari sungai.
Di Kabupaten Sumba Tengah, dibangun SPAM IKK Anakalang dengan 30 unit SR dan pada Kabupaten Sumba Barat Daya dibangun SPAM IKK Tambolaka untuk menyuplai air bersih bagi 53 unit SR. Akses air perpipaan juga dibangun di Kabupaten Ngada yakni di Kecamatan Inerie untuk memenuhi kebutuhan air bagi 7.261 jiwa penduduk.
Pada Kabupaten Sabu Raijua dibangun SPAM dengan memanfaatkan sumber air dari Embung Guriola untuk pemenuhan kebutuhan kurang lebih 8.000 jiwa.
Pembangunan SPAM di Kabupaten Ende dilakukan di 2 kecamatan rawan air yakni Kecamatan Lio Timur dan Kota Baru. SPAM yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi kurang lebih 10.453 jiwa penduduk.
Sebelum jaringan perpipaan dibangun, masyarakat sekitar memenuhi kebutuhan air dengan mengambil air sungai yang berjarak kurang lebih 1 km dengan jerigen dan ember.
Sementara untuk kawasan perbatasan di Kabupaten Belu, dilakukan optimalisasi SPAM IKK Motaain yang sudah ada yakni 10 lt/dt, sehingga bisa menambah cakupan pelayanan air bersih masyarakat termasuk menunjang kegiatan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 28 Desember 2016 lalu.