Potensi Rumah Subsidi di Jawa Timur Masih Sangat Tinggi

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 31 Januari 2017 | 06:31 WIB
Potensi Rumah Subsidi di Jawa Timur Masih Sangat Tinggi
Komplek perumahan subsidi di Citayam, Bogor, Jawa Barat. [Suara.com/Syaiful Rachman]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Salah satu Pemilik PT Kokoh Anugerah Nusantara (KAN) yang bergerak dibidang properti, Kan Eddy menyebutkan potensi pasar perumahan segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Jatim masih sangat tinggi dan belum tergarap maksimal oleh sebagian besar pengusaha.

"Di Jatim, sesuai data yang kami terima kekurangan sebanyak 680 ribu unit rumah segmen MBR, dan itu adalah segmen gemuk. Kami pastikan tidak mampu memenuhinya sendiri," kata Eddy di sela pameran properti di Surabaya, Senin (30/1/2017).

Oleh karena itu, kata Eddy potensi ini perlu dibidik dengan berbagai mekanisme pembayaran dan jaminan keuangan dari perbankan, sehingga akan meningkatkan derajat masyarakat Indonesia, khususnya kelas menengah kebawah.

Baca Juga: Pekerja Non Formal di NTB Bisa Kredit Rumah Subsidi

"Kami membidik segmen ini dengan membuka dua program, yakni akses rumah untuk pensiunan atau yang akan menjalani masa pensiun serta akses rumah untuk masyarakat yang dianggap 'non bankable' seperti pekerja nonformal," ujar Eddy.

Ia mengakui saat ini belum ada perusahaan properti yang bisnisnya peduli terhadap pensiunan dan pekerja nonformal dengan menyediakan rumah murah, karena dianggap banyak masalah.

"Padahal, 80 persen pasar properti ada dikelas tersebut. Makin murah rumah.makin banyak pasarnya. Dan ini menurut saya bisa menjadi bom waktu," ucapnya.

Oleh karena itu, Eddy mengaku telah bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) untuk mengembangkan program rumah murah dengan memberikan akses kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang "nonbankable" serta pensiunan.

Mekanismenya, kata Eddy dengan mengarahkan pembayaran uang pensiun ke bank BTN, dan bank tersebut akan memberikan kredit rumah kepada pensiunan tersebut hingga 10 tahun.

"Kalau biasanya bank tidak mau memberikan kredit kepada pensiunan diatas 5 tahun. Padahal gaji pensiunan banyak yang mencapai Rp3 juta hingga Rp4 juta. Kalau misal ambil rumah di Puri Kokoh dengan cicilan Rp1 juta per bulan kan masih bisa," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI