Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa pembangunan bandara baru bertaraf internasional di Yogyakarta perlu segera dilakukan. Tujuannya untuk menggantikan peran Bandara Adisutjipto.
Tercatat kapasitas maksimal terminal penumpang di bandara Adisutjipto yang memiliki luas 15 ribu meter persegi tersebut, hanya sekitar 1,2 juta penumpang per tahunnya. Begitu pun dengan fasilitas lainnya seperti, appron (area parkir pesawat) berkapasitas hanya 8 pesawat, dan runway (landas pacu) sepanjang 2.250 meter, sudah tidak mampu lagi untuk menambah pergerakan pesawat dan melayani pesawat berbadan besar.
Padahal pada tahun 2016, jumlah pergerakan penumpang di bandara Adisutjipto telah mencapai 7,2 juta penumpang. "Tentunya kondisi tersebut membuat pelayanan tidak maksimal yang berdampak pada berkurangnya kenyamanan penumpang," kata Budi dalam keterangan resmi, Jumat (27/1/2017).
Baca Juga: Menhub Optimis Bandara Baru Yogyakarta Beroperasi Maret 2019
Nantinya Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo akan dibangun secara bertahap. Pada tahap pertama, terminal penumpang yang akan dibangun yaitu seluas 130 ribu meter persegi yang mampu menampung hingga 15 juta penumpang per tahunnya. Dengan landas pacu sepanjang 3.250 meter dan area parkir pesawat berkapasitas hingga 35 pesawat.
Untuk tahap I ini, ditargetkan selesai pada Maret 2019. Pada tahap II, akan dilakukan pengembangan lanjutan terminal penumpang menjadi 195 ribu meter persegi, yang mampu menampung hingga 20 juta penumpang pertahunnya. Dengan landas pacu doerpanjang menjadi 3.600 meter dan pengembangan area parkir pesawat berkapasitas hingga 45 pesawat.
"Sehingga dapat melayani pesawat berbadan besar seperti jenis Boeing 747-400," pungkas Budi.