Saham Garuda Indonesia Alami Turbulensi

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 26 Januari 2017 | 12:55 WIB
Saham Garuda Indonesia Alami Turbulensi
Maskapai Garuda Indonesia terparkir di terminal II Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Jumat (12/12). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Surya Citra Media (SCMA) memegang 80 persen saham PT Sinemart Indonesia guna meningkatkan kualitas konten sinetron.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dipublikasikan kemarin, dikemukakan bahwa SCMA melalui anak usahanya PT Indonesia Entertainmen Group (IEG) membeli 80 persen saham PT Sinemart Indonesia. Sinermart tidak memiliki hubungan apapun dengan SCMA. Dengan memiliki 80 persen saham PT Sinemart Indonesia, diharapkan bisa membantu meningkatkan kualitas konten sinetron di Surya Citra Televisi (SCTV), sebuah televisi swasta yang berada di bawah SCMA, untuk sinergi meningkatkan kinerja SCMA.

"Pembelian saham ini diharapkan juga bisa meningkatkan kinerja perseroan. Transaksi ini dilakukan pada 23 Januari 2017," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan resmi, Kamis (26/1/2017).

Baca Juga: Optimis Terhadap Kinerja Emiten Regional, Saham Eropa Menguat

PT Garuda Indonesia (GIAA) terkena turbulensi. Maskapai nasional ini terseret skandal suap yang dilakukan Rolls Royce dan diduga melibatkan mantan direktur utamanya, Emirsyah Satar. Analis yakin fundamental GIAA tidak akan berpengaruh signifikan.

Terlebih manajemen GIAA optimistis kinerja di kuartal IV-2016 lebih mentereng ketimbang kuartal III-2016. Pemicunya, libur panjang sekolah, Natal dan tahun baru. Berkat layanan haji dan peningkatan okupansi di rute-rute baru, kinerja GIAA di kuartal tiga cukup oke. Okupansi GIAA di rute baru, seperti penerbangan ke London, mencapai 70 persen di Oktober 2016. "Padahal di April okupansinya sekitar 40 persen-50 persen," ujar Hans.

Hans memprediksi pendapatan Garuda bisa mencapai 4 miliar Dolar Amerika Serikat (AS)di akhir 2017. Angka ini naik 8,11 persen ketimbang proyeksi pendapatan GIAA di 2016 sebesar 3,7 miliar Dolar AS. Sedang laba bersih diproyeksi naik hingga 220 persen dari 5 juta Dolar AS jadi 16 juta Dolar AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI