Pemasaran Rumah ke Pekerja Informal di Sumsel Sulit

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 25 Januari 2017 | 07:08 WIB
Pemasaran Rumah ke Pekerja Informal di Sumsel Sulit
Komplek perumahan subsidi di Indonesia. [Dok Kementerian PUPR]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Seorang pengembang perumahan di Kota Palembang, Sumatera Selatan, mengeluhkan sulitnya memasarkan rumah ke kalangan pekerja informal lantaran mereka tidak memiliki jaminan ketika mengajukan kredit ke bank.

Dirut PT Sriwijaya Griya Cemerlang (SGC) Kesyar Saropi di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (24/1/2017), mengatakan, pemerintah telah berupaya membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki rumah tapi tetap saja sulit karena perbankan tetap membutuhkan jaminan.

"Setelah program satu juta rumah berjalan kurang lebih dua tahun, dirasakan progresnya lambat karena untuk kalangan pekerja informal bisa dikatakan sulit mencari pasarnya," kata dia.

Baca Juga: REI Targetkan Bangun 10.000 Rumah Subsidi di Riau

Meski pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan dengan tujuan agar masyarakat dapat lebih mudah untuk memiliki rumah, seperti bantuan uang muka dan penurunan suku bunga serta penambahan tenor kredit, tetap saja sulit mendongkraknya.

Kondisi ini sangat disayangkan mengingat lebih dari 70 persen masyarakat baik secara nasional maupun di Sumsel pada khususnya bekerja di sektor informal.

Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Sumsel ini mengatakan, salah satu solusinya adalah pemerintah harus dapat lebih mengoptimalkan kembali peran BUMN/BUMD yang bergerak di bidang penjaminan kredit seperti Jamkrindo, Askrindo dan Jamkrida.

Lembaga penjaminan inilah yang nantinya bertugas sebagai penjamin kredit perumahan yang disalurkan kepada pekerja di sektor informal.

Kemudian, dibutuhkan bentukan badan/lembaga baru baik oleh Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat yang berfungsi untuk membeli asset yang disita bank bilamana kredit yang dikucurkan mengalami masalah pembayaran.

Dengan demikian, semua stakeholder yang terlibat dalam program sejuta rumah ini akan merasa lebih aman dan sama-sama mendapatkan keuntungan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI