Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengakui kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe beberapa waktu lalu untuk menemui Presiden Joko Widodo juga membahas tentang rencana pembangunan Pelabuhan Patimban.
Menko Luhut mengakui bahwa pihak Jepang sudah menunjukkan minatnya untuk menjadi operator Pelabuhan Patimban.
"Pemerintah Jepang minta mereka untuk ikut. Tidak masalah nanti (bila harus) join. Pelindo II siap. Siapa yang dari pihak swastamya? kita (akan lakukan) beauty contest (kompetisi) saja," ujarnya.
Baca Juga: Luhut Klaim Dwelling Time Pelindo Telah Kurang Dari 3 Hari
Ia menambahkan bahwa BPPT (Badan Pengkajian Penerapan Teknologi) akan dilibatkan dalam proses-proses pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, kereta cepat, bongkar muat barang dan masih banyak lagi.
"Kita ingin BPPT ikut detail engineering dalam Pelabuhan Patimban, agar kita juga mengerti dan tidak hanya diatur-atur orang lain," katanya.
Pada kunjungan kali ini, selain melakukan pertemuan dengan jajaran pimpinan PT Pelabuhan Indonesia II, Menko Luhut juga melakukan kunjungan ke fasilitas-fasilitas kepelabuhanan. Termasuk diantaranya adalah beberapa program yang sedang dikembangkan oleh IPC II (Indonesia Port Corporation) seperti; Terminal Penumpang Tanjung Priok, Pusat Percepatan Perizinan Impor dan Ekspor Terpadu (P3IET), Terminal Petikemas JICT, Terminal Petikemas KSO TPK Koja, dan beberapa fasilitas lainnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah pusat dikabarkan telah mengalokasikan dana buat biaya pembebasan lahan ajang pembangunan megaproyek pelabuhan internasional Patimban, di pesisir Pantai Utara (Pantura) Pusakanagara, Subang, Jawa Barat. Dana pembebasan lahan pelabuhan Patimban yang disiapkan pemerintah pusat dikabarkan mencapai lebih dari Rp 500 miliar.
Lahan pembangunan megaproyek pelabuhan Patimban itu seluas 300-an hektare untuk di lokasi daratan dan 300 hektare lainnya berada di bibir pantai menjorok ke laut.