Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta kepada seluruh jajarannya untuk memprioritaskan program kerja yang mampu mengentaskan kesenjangan dan menciptakan pemerataan kesejahteraan secara nasional sebagai wujud nyata dari pembangunan berkeadilan.
"Mohon dicek kembali sekiranya terdapat program prioritas yang belum masuk. Segera revisi DIPA jika diperlukan," pesan Menteri Basuki dihadapan para Pejabat Tinggi Madya, Pejabat Tinggi Pratama, Kepala Satuan Kerja (Satker), dan Pejabat Pembuat Komitmen di lingkungan Kementerian PUPR dari seluruh Provinsi saat menutup acara Rapat Kerja (Raker) Kementerian PUPR yang mengambil tema “Membangun Infrastruktur Menuju Pembangunan yang Berkeadilan” di Gedung Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta, melalui keterangan tertulis, Rabu (18/1/2017).
Menteri Basuki mengatakan Kementerian PUPR diharapkan mampu mengatasi tantangan pengurangan kesenjangan mulai dari pembangunan kawasan perbatasan, jalan perbatasan, dukungan ketahanan air dan pangan, pembangunan prasarana dan sarana bagi masyarakat berpenghasilan rendah termasuk rumah, air bersih dan sanitasi, serta lingkungan permukimannya.
Baca Juga: Kementerian PUPR Teken Kontrak Serentak Senilai Rp6,43 Triliun
Ia juga mengingatkan kepada semua Balai agar mampu melakukan pemeliharaan infrastruktur yang telah terbangun dengan baik sehingga pemanfaatan asetnya bisa maksimal. "Jangan hanya pintar membangun tapi juga harus pandai memelihara," tegas Menteri Basuki.
Terkait perawatan infrastruktur, Ia mengapresiasi langkah yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Bina Marga yang telah membuat sistem aplikasi Jalan Kita, yaitu aplikasi yang dapat menerima laporan masyarakat secara real time mengenai kondisi jalan bila terjadi kerusakan. "Sistem seperti 'Jalan Kita' harus bisa direplikasi di unit organisasi lain, dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," tutur Menteri Basuki.
Budaya Kerja PUPR
Dalam kesempatan itu, Menteri Basuki juga mengingatkan kepada seluruh pegawai PUPR untuk senantiasa memegang teguh budaya kerja (Corporate Culture) di Kementerian PUPR. Pertama, bekerja dengan orientasi pencapaian misi (mission oriented). "Bekerja dengan berorientasi misi artinya kita tidak akan berhenti sebelum pekerjaan selesai. Hal tersebut dampaknya sangat besar karena membuat kita selalu bekerja keras, melebihi target yang ditetapkan, "ungkap Menteri Basuki.
Karakter kedua, adalah meningkatkan kerjasama tim dan sinergitas dalam pembangunan infrastruktur. Menurutnya tidak ada satupun hasil pekerjaan di Kementerian PUPR yang dapat diklaim sebagai keberhasilan satu unit kerja.
Untuk mewujudkan kerjasama yang solid, dikatakan Menteri Basuki, setiap pegawai harus memiliki jiwa akhlakul karimah, karena kepandaian akademis tidak cukup tetapi juga harus memiliki sikap santun.
“ Smart is a must but it's not sufficient, pintar saja tidak cukup, akhlakul karimah juga perlu. Artinya keberadaan kita membuat aman dan nyaman bagi lingkungan kerja, serta bermanfaat bagi orang lain dan masyarakat luas,” pesannya.
Tak kalah penting adalah profesionalisme dalam bekerja, sehingga setiap pegawai mengetahui dengan jelas apa yang harus dikerjakan. "Kita harus mempunyai kejujuran profesional. Kalau tidak mampu, kita harus bilang tidak mampu," pesannya.
Menteri Basuki juga meminta semua Satker bekerja dengan cerdas (working smart) yakni bekerja dengan efisien dan efektif, lebih cermat dan tegas dalam merencanakan program kerja (planning and programming), dan senantiasa memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan (Litbang) untuk membangun infrastruktur.