Daerah Ini Menjadi Pertama Realisasi Pengadaan Beras Nasional

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 17 Januari 2017 | 10:10 WIB
Daerah Ini Menjadi Pertama Realisasi Pengadaan Beras Nasional
Gudang Perum Bulog Kelapa Gading,Jakarta Utara. [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Provinsi Sulawesi Tengah merupakan daerah pertama di Tanah Air yang sudah mulai merealisasi pengadaan beras untuk kebutuhan nasional pada 2017 ini.

"Kita daerah pertama yang telah melakukan kegiatan pengadaan beras di awal tahun ini," kata Kepala Perum Bulog Sulteng Supryanto di Palu, Selasa (17/1/2016).

Ia mengatakan, realisasi pengadaan beras selama medio Januari 2017 di Sulteng sudah berkisar 106 ton. Selama ini, kata dia, Bulog Sulteng baru bisa membeli beras petani menjelang panen yang berlangsung sekitar Maret.

Tetapi kali ini, kata Supryanto, Bulog Sulteng meski panen masih dua bulan lagi berlangsung sudah berhasil menyerap beras produksi petani.

Baca Juga: YouTube Sembunyikan Kumpulan Video Porno

Menurut dia, jika pengadaan beras di Sulteng terus berjalan, meski dalam jumlah kecil, niscaya prognosa (target) pembelian yang ditetapkan Bulog pada musim panen (MP) 2017 ini bisa tercapai.

Apalagi, kata dia, berdasarkan hasil kunjungan ke dua daerah penghasil beras di Provinsi Sulteng, yakni Sigi dan Parigi Muotong persawahaan cukup luas dan rata-rata tanaman padi bagus.

"Kita berharap tidak ada gangguan hama atau bencana," kata dia.

Supryanto yang belum sebulan menjabat Kepala Perum Bulog Sulteng menggantikan Maruf yang mendapat tugas baru sebagai Kepala Perum Bulog Maluku, optimis prognosa pengadaan beras 2017 ini terealisasi 100 persen.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan melebihi target yang ditetapkan.

Baca Juga: Ahok Pusing Ucapannya Dipelesetkan dan Dijadikan Meme

Sulteng pada 2016 hanya merealisasi pembelian beras petani sekitar 20.000 ton dari target yang ditetapkan 40.000 ton. Tidak terpenuhinya target dikarenakan harga beras di tingkat petani cukup tinggi sehingga Bulog sulit menyerap produksi petani dalam jumlah banyak. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI