Di samping memaparkan mengenai peluang investasi Indonesia-Jepang di sektor industri, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto juga meminta peningkatan kerja sama di bidang vokasi industri. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang menekankan bahwa untuk membangun industri nasional dibutuhkan tenaga kerja industri yang kompeten.
“Untuk itu, Bapak Presiden memberikan arahan agar SMK dan politeknik di Indonesia diperkuat link and match-nya dengan industri. Selain itu, Bapak Presiden juga menargetkan sampai dengan tahun 2019 ada satu juta tenaga kerja dari vokasi yang terhubung dengan industri,” paparnya pada acara Business Meeting between Japan and Indonesia di Jakarta, Minggu (15/1/2017).
Dalam hal ini, Kemenperin bersama empat kementerian lainnya telah menandatangani MoU untuk melakukan penguatan vokasi industri di Indonesia. Kesepakatan yang akan dilakukan, yakni melalui program sinergi pada jalur pendidikan, pelatihan, pemagangan dan sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja Indonesia.
Baca Juga: Kemenperin Dorong Industri Jepang Perkuat Rantai Pasokan
“Kami sendiri telah melakukan kerja sama dengan Jepang melalui MoU antara SMTI Yogyakarta dengan National Institute of Technology, Akashi College, Akashi City, Hyogo, Jepang,” ujar Airlangga. MoU ini ditandatangani pada bulan Juli 2016, yang menekankan adanya pertukaran pengajar, siswa, serta kursus pendek.
“Selain itu, telah dilakukan pengiriman ke Mitsui Engineering dan Shipbuilding sebanyak 80 orang dalam kurun waktu tiga tahun untuk mendapat pelatihan welding,” tambahnya. Program ini bekerjasama dengan lembaga pelatihan di beberapa kampus di Indonesia.
Pada kunjungan kerjanya ke Jepang bulan Oktober 2016, Menperin telah meminta kepada perusahaan-perusahaan Jepang yang ditemui saat itu bersama Wakil Menteri METI agar mereka dapat meningkatkan kerja sama di bidang vokasi industri. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah memberikan sertifikasi kepada setiap karyawan dan siswa Indonesia yang mendapat pelatihan di Jepang.