Suara.com - Pemerintahan Presiden Joko Widodo masih saja dibayang-bayangi dengan target pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7 persen. Angka tersebut merupakan target pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun yang disampaikan saat kampanye dulu.
Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta optimistis pertumbuhan ekonomi pada 2019 akan mencapai 7 persen. Namun, menurut dia, ada beberapa syarat prioritas yang harus diwujudkan pemerintah agar target tersebut terkejar.
"Sebenarnya target tersebut memang sangat berat jika kita melihat kondisi perekonomian saat ini. Di mana banyak ketidakpastian mewarnai perekonomian global. Tapi kalau dilakukan dengan cara yang tepat itu (target) bisa saja tercapai," kata Arif di Hotel Le Meridien, Jakarta Selatan, Jumat (13/1/2016).
Salah satunya, kata Arif adalah peluang yang tersisa memang berasal dari sisi investasi langsung, khususnya dari swasta.
Baca Juga: Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi RI Peringkat 3 Setelah Cina dan India
Investasi harus mampu tumbuh sekitar 10 persen bila ingin pertumbuhan ekonomi mencapai level 7 persen. Sementara untuk penopang lainnya, seperti konsumsi cukup tumbuh 5 persen, ekspor 3 persen dan impor 2 persen.
Menurut Arif, untuk mendorong investasi, pemerintah perlu mengoptimalkan Kawasan Ekonomi Khusus dan kawasan industri.
"Selain itu, kampanye investasi pun harus dilakukan secara masif dan terstruktur. Supaya bertambah. Sejak 2013 investasi menurun terus sampai ke posisi 4 persen. Jaman Pak Jokowi itu mengalami peningkatan, tapi belum cukup, karena seharusnya minimal 10 persen," katanya.
Selain menggenjot investasi, Arif juga meminta kepada Presiden Jokowi untuk mengembangkan e-commerce.
"Penetrasi broadband dan keterlibatan UKM secara digital dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 2 persen. Kalau ini berjalan dengan baik, target pertumbuhan lima tahun itu bisa dicapai," katanya.
Baca Juga: Miris, Pertumbuhan Ekonomi Inggris Akhir 2016 Cuma 0,5 Persen