Seperti yang telah diprediksi oleh Indonesia Property Watch sebelumnya, siklus pasar perumahan diperkirakan telah menunjukkan titik balik di Q3-2016. Tren positif ini pun berlanjut di Q4-2016 meskipun dengan pertumbuhan yang masih belum signifikan.
"Pasar perumahan mulai bergerak on the track," kata Ali Tranghanda CEO Indonesia Property Watch (IPW) dalam keterangan resmi, Jumat (13/1/2017).
Hal ini tergambar dari hasil riset terbaru yang dirilis Indonesia Property Watch yang memerlihatkan terjadi kenaikan jumlah unit terjual di Q4-2016 sebesar 12,5 persen (qtq) dibandingkan Q3-2016, angka ini masih lebih rendah -1,3 persen (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Kenaikan ini terjadi di semua wilayah di Jabodebek-Banten, kecuali Bekasi yang menurun tipis -1,3 persen (qtq).
Baca Juga: Mengapa Pasar Properti Masih Tertahan? Ini Jawaban IPW
Meskipun terjadi kenaikan berdasarkan jumlah unit terjual, namun berdasarkan nilai penjualan mengalami penurunan -6,0 persen (qtq) dan 32,3 persen (yoy). Hal ini menggambarkan bahwa pasar terus bergeser ke segmen menengah sampai bawah. Berdasarkan harga dapat diperlihatkan bawah pasar bawah dengan harga dibawah Rp 300 jutaan memberikan kontribusi 34,9 persen, diikuti segmen menengah bawah (Rp 300 – 500 juta) sebesar 33,8 persen, segmen menengah (Rp 500 juta – 1 miliar) sebesar 23,8 persen, segmen menengah atas (> Rp 1 miliar) sebesar 7,5 persen.
Dengan kondisi tren suku bunga yang menurun, pola pembiayaan konsumen segmen menengah sampai bawah mulai terus bergeser ke pola KPR. Meskipun demikian untuk konsumen segmen atas relatif memiliki kecenderungan untuk memilih pembelian rumahnya dengan cash keras atau bertahap. Hal ini tergambar dari hasil riset yang menyatakan pola pembiayaan konsumen segmen atas yang memilih menggunakan KPR, menurun menjadi 75,4 persen, lebih rendah dari hasil riset sebelumnya sebesar 80,2 persen.
Diperkirakan pergeseran pasar ke segmen menengah akan terus berlanjut di Q1/2017. Pasar tipe besar belum akan bergerak di triwulan berikutnya menyusul isu politik dan keamanan relatif akan mengganggu keputusan pembelian rumah di segmen besar. "Meskipun demikian diperkirakan pergerakan tetap akan memerlihatkan pertumbuhan meskipun masih landai. Pergerakan nyata diperkirakan akan terlihat paling cepat paruh kedua tahun 2017," ujar Ali.