Trump Kritik Perusahaan Farmasi, Saham Sektor Kesehatan Turun

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 12 Januari 2017 | 08:26 WIB
Trump Kritik Perusahaan Farmasi, Saham Sektor Kesehatan Turun
Donald Trump. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (11/1/2017) Januari 2017 ditutup turun sebesar 8 poin atau 0,16 persen ke level 5.301 setelah bergerak di antara 5.301-5.322. Sebanyak 151 saham naik, 141 saham turun, 114 saham tidak bergerak.

"Investor bertransaksi Rp 5.299 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp 57 miliar," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, Kamis (12/1/2017).

Pasar Amerika ditutup menguat pada akhir perdagangan didorong oleh sektor energi dan teknologi. Penguatan tersebut mengimbangi pelemahan sektor kesehatan setelah Presiden terpilih Donald Trump mengatakan perusahaan farmasi ‘mencekik pasien’ dengan memberikan harga obat yang tinggi.

"Dow Jones ditutup naik 0,5 persen ke level 19.954, sedangkan indeks S&P menguat 0,28 persen ke level 2.275, dan Nasdaq menguat 0,21 persen ke level 5.563," ujar Hans.

Baca Juga: Agung Podomoro Teken MoU dengan Samsung Electronic

Pasar Eropa ditutup menguat pada akhir perdagangan, terlepas dari pelemahan sektor kesehatan, indeks FTSE 100 Inggris ditutup menguat 0,21 persen dan melanjutkan reli ke level tertinggi baru. Indeks mencatat reli di hari ke-12 dan merupakan reli terpanjang dalam sejarah. Di sisi lain, saham ritel kembali menjadi fokus menyusul kinerja positif dari saham peritel Inggris. DAX menguat 0,54 persen ke level 11,646 dan CAC menguat 0,01 persen ke level 4,888.

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) oleh Bank Indonesia menunjukkan kegiatan usaha pada kuartal IV 2016 tumbuh lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Ini tercermin dari Saldo Bersih tertimbang (SBT) sebesar 3,13 persen, lebih rendah dibandingkan 13,20 persen pada kuartal III 2016. Sejalan dengan hal tersebut, maka tingkat penggunaan tenaga kerja pada kuartal IV 2016 juga menurun. Hal ini terindikasi dari nilai SBT penggunaan tenaga kerja sebesar minus 1,93 persen, terkontraksi dibandingkan minus 1,85 persen pada kuartal sebelumnya.

Adapun kinerja sektor industri pengolahan pada kuartal IV 2016 terpantau tetap meningkat dengan SBT 1,44 persen, lebih tinggi dibandingkan 1,09 persen pada kuartal III 2016. Ini sejalan dengan nilai Purchasing Managers Index (PMI) SKDU kuartal IV 2016 yang berada pada level ekspansi sebesar 50,91 persen, naik dari 48,74 persen pada kuartal III 2016. Sementara itu, secara kuartalan kegiatan usaha
diperkirakan meningkat pada kuartal I 2017. Ini tercermin dari SBT perkiraan kegiatan usaha pada kuartal I 2017 yang mencapai 6,73 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI