Dua Rusunawa Untuk Mahasiswa dan Santri di Sulsel Diresmikan

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 12 Januari 2017 | 07:37 WIB
Dua Rusunawa Untuk Mahasiswa dan Santri di Sulsel Diresmikan
Rusunawa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Amsir di Kota Pare Pare. [Dok Kementerian PUPR]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebanyak dua rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) yang diperuntukan bagi mahasiswa dan santri di Sulawesi Selatan, Rabu (11/1/2017) diresmikan. Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR ) Basuki Hadimuljono meresmikan kedua Rusun tersebut yakni Rusunawa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Amsir di Kota Pare Pare dan Rusunawa Pondok Pesantren (Ponpes) Rahmatul Asri di Kabupaten Enrekang.

"Kami (Kementerian PUPR) sangat mendukung Kota Pare-pare sebagai kota alternatif pendidikan di Provinsi Sulsel. Salah satunya dengan membangun Rusunawa bagi mahasiswa dan santri. Adanya Rusunawa diharapkan dapat mendukung kualitas pendidikan bagi generasi muda Indonesia di dua daerah tersebut," kata Syarif Burhanuddin dalam keterangan tertulis, Rabu (11/1/2017). Acara peresmian ini dipusatkan di Kota Pare Pare dan dihadiri oleh Wakil Walikota Pare-Pare Faizal Andi Sapada. 

Menurut Syarif, generasi muda Indonesia ke depan mau tidak mau harus belajar hidup di hunian vertikal mengingat lahan perumahan yang semakin minim. Perguruan tinggi sebagai tempat belajar terkadang mahasiswanya juga berasal dari luar kota dan membutuhkan hunian yang layak untuk beraktifitas sekaligus menuntut ilmu.

Baca Juga: Dana Talangan Percepat Penyelesaian Pembangunan Jalan Tol

Rusunawa Mahasiswa STIH Amsir merupakan Rusun 3 lantai yang terdiri dari 1 twin blok dengan jumlah kamar 56 unit tipe 24 m2 dan dapat menampung 112 mahasiswa. Biaya pembangunannya sebesar Rp 14 Milyar. Sementara Rusun Ponpes Rahmatul Asri Enrekang juga merupakan satu Rusun 3 lantai dengan jumlah kamar 12 unit berukuran 75 m2 yang dapat menampung 152 santri dengan biaya pembangunan Rp8 miliar.

Kementerian PUPR sendiri, tambah Syarif, juga telah melengkapi fasilitas seperti listrik, air bersih, prasarana umum serta furnitur seperti meja kursi, lemari pakaian dan tempat tidur pun telah tersedia di setiap unit Rusun yang dibangun pemerintah. Hal ini bertujuan agar masyarakat, mahasiswa dan santri maupun abdi negara dan anggota TNI/Polri lebih nyaman tinggal di Rusun.

"Sekarang jangan pusing-pusing lagi jika ingin tinggal di Rusun. Fasilitasnya mulai dari listrik, air dan PSU sekarang lengkap dan tersedia di setiap Rusun," terangnya. Namun Syarif juga meminta kepada para penghuni Rusun untuk merawat bangunan itu dengan baik sehingga dapat bertahan lama dan dimanfaatkan hingga generasi yang akan datang.

Pemerintah, tambah Syarif menyadari kebutuhan Rusun ke depan semakin meningkat akibat keterbatasan lahan. Oleh karenanya disamping pemerintah pusat, peran dari pemerintah daerah dan perguruan tinggi diharapkan mampu mendorong pembangunan rumah masyarakat ke arah vertikal.

"Rata-rata per tahun pemerintah hanya mampu membangun 10 ribu unit Rusun," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Walikota Pare-Pare Faizal Andi Sapada yang juga Ketua Yayasan Amsir menuturkan, pihaknya mengucapkan terimakasih atas dibangunnya Rusun oleh pemerintah. Dirinya mengungkapkan, Kota Pare-pare ke depan dicanangkan sebagai salah satu alternatif kota pendidikan di Sulsel.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI