Kimia Farma Anggarkan Belanja Modal Rp1,2 Triliun di 2017

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 10 Januari 2017 | 10:44 WIB
Kimia Farma Anggarkan Belanja Modal Rp1,2 Triliun di 2017
Apotik Kimia Farma.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Kimia Farma (KAEF) menganggarkan belanja modal senilai Rp1,2 triliun pada tahun ini. Belanja modal ini  akan digunakan untuk ekspansi perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri.

Salah satu rencana investasi yang akan direalisasikan pada tahun ini adalah melanjutkan pembangunan pabrik di wilayah Banjaran, Jawa Barat. Pabrik yang dibangun dengan nilai investasi Rp1,3 triliun melalui skema anggaran multiyears itu akan memproduksi obat kanker, injeksi, salep, dan krim obat.

Selain penyelesaian pabrik di Banjaran, Kimia Farma juga tengah menjajaki rencana kerja sama dengan investor asal India yang akan membangun pabrik di Indonesia. "Kimia Farma berencana membentuk perusahaan joint venture dengan investor India tersebut untuk mengembangkan bisnis obat-obatan ethical," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan resmi, Selasa (10/1/2017).

WIKA Berencana Terbitkan Obligasi

Baca Juga: Perubahan Kebijakan Trump Picu Pasar Saham AS Melemah

PT Wijaya Karya (WIKA) masih mencari pendanaan untuk membiayai ekspansi. WIKA ini tengah menjajaki rencana menerbitkan obligasi. Sekertaris Perusahaan WIKA berharap, penerbitan obligasi ini terealisasi di semester pertama tahun ini. WIKA membidik dana hingga Rp5 triliun dari obligasi bertenor 5-10 tahun. WIKA akan memakai dana tersebut untuk menutupi kebutuhan bel-anja modal (capex) . Emiten ini menganggarkan capex Rp 12,02 triliun tahun ini, yang akan digunakan untuk menyuntik modal bagi entitas anak dan asosiasi.

WIKA mengalokasikan capex untuk aset tetap Rp 871 miliar, penyertaan pada entitas anak Rp 1,11 triliun, dan penyertaan pada entitas asosiasi Rp 2,2 triliun. "WIKA juga akan menggunakan capex Rp 2,3 triliun sesuai peruntukan penyertaan modal negara (PMN) dan dua paket pengembangan usaha di luar PMN dengan nilai masing-masing Rp 1,4 triliun dan Rp 3,9 triliun," ujar Hans.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI