Puluhan Ribu Karyawan Freeport Jadi Target Kredit Bank Papua

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 05 Januari 2017 | 22:22 WIB
Puluhan Ribu Karyawan Freeport Jadi Target Kredit Bank Papua
Kantor cabang Bank Papua. [puncakkab.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Keberadaan puluhan ribu karyawan PT Freeport Indonesia dan berbagai perusahaan kontraktor serta privatisasinya di Kabupaten Mimika menjadi target utama penyerapan program perkreditan Bank Pembangunan Daerah Papua.

Kepala Bank Papua Cabang Timika Jefri Sani Pither Siing, Kamis (5/1/2017), mengatakan jajarannya terus membangun kemitraan dengan PT Freeport Indonesia agar para karyawan perusahaan tambang itu maupun karyawan perusahaan kontraktornya bisa mendapatkan akses layanan perkreditan melalui Bank Papua.

"Untuk pertumbuhan bisnis perbankan khususnya perkreditan di tahun 2017, tentu kita masih berharap banyak dari karyawan PT Freeport. Kami berharap situasi kondisi di perusahaan Freeport juga tetap stabil agar penyerapan kredit juga terus tumbuh. Kekuatan kami di Timika memang mengandalkan karyawan Freeport dan berbagai perusahaan kontraktor serta privatisasinya sebagai konsumer," jelas Jefri.

Selain karyawan Freeport dan berbagai perusahaan afiliasinya, Bank Papua juga menyasar masyarakat umum, PNS, anggota TNI-Polri serta pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam hal penyaluran perkreditan.

Menurut Jefri, penyerapan kredit pada karyawan Freeport dan perusahaan afiliasinya jauh lebih tinggi dibanding pada kalangan PNS dan profesi lainnya. Sebab penghasilan yang diterima karyawan tambang jauh lebih besar dibanding PNS.

"Kalau di Freeport, penghasilan karyawan tergantung masa kerjanya. Selain itu juga tergantung waktu kerja (over time). Semakin tinggi waktu kerjanya, maka penghasilan yang bersangkutan semakin besar," jelas Jefri.

Hanya saja pihak Bank Papua tidak hanya melihat penghasilan kumulatif yang diterima karyawan sebagai acuan dalam hal penyaluran kredit.

"Kami juga mempertimbangkan situasi dan kondisi sosial yang potensial terjadi sehingga kami tidak terlalu ekspansif dalam menggelontorkan dana kredit. Kalau terjadi sesuatu seperti halnya mogok kerja dan lain-lain nanti kami sendiri yang bakal kerepotan," ujarnya.

Kondisi seperti itu, katanya, pernah terjadi beberapa tahun lalu saat ribuan karyawan Freeport menggelar mogok kerja selama berbulan-bulan.

Bahkan akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) ratusan pekerja pada salah satu perusahaan kontraktor Freeport, hingga kini sebagian debitur belum melunasi kewajibannya ke Bank Papua (kredit bermasalah atau kredit macet).

Dalam hal penyaluran kredit ke karyawan Freeport, pihak Bank Papua juga mempertimbangkan situasi penutupan area tambang terbuka Grassberg di Tembagapura yang akan tuntas dalam tahun 2017 hingga 2018.

Secara nasional, pertumbuhan bisnis perbankan di Indonesia pada 2017 diproyeksikan berkisar pada level 15 persen hingga 18 persen. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI