"Saya minta agar infrastruktur pemasaran itu betul-betul dilihat secara detail. Pak Menteri Pertanian dan Pak Mendag (Menteri Perdagangan) ini saya lihat duet yang paling bagus dalam mengelola produk-produk pertanian. Siapkan yang namanya logistic platform, siapkan yang namanya retail platform. Dalam dunia IT yang sekarang ini kita hadapi, tanpa itu jangan berharap ada efisiensi. Sehingga mata rantai di lapangan, di pasaran, dan yang sekarang dikuasai tengkulak-tengkulak itu bisa dipendekkan," tegas Presiden.
Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo juga tak lupa menginstruksikan jajarannya untuk terus berupaya mengkorporasikan petani. Sebab, di masa yang penuh dengan tantangan ini, skala ekonomi yang besar dan juga efisiensi sangat berperan penting.
"Saya sampaikan kepada Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, dan Menteri Desa bahwa kita harus bisa mengkorporasikan petani. Artinya skala ekonomi harus ada. Tanpa itu jangan berharap pertanian kita akan meningkat produksinya. Dilakukan dengan cara apapun tanpa kita bisa mengkorporasikan petani, sekali lagi jangan harap," ungkapnya.
Impor Komoditas Pertanian yang Semakin Menurun
Baca Juga: Jokowi: Kita Tak Cukup Hanya Bangun Pelabuhan dan Bandara
Dalam sambutannya tersebut, Presiden sempat menyinggung soal angka impor sejumlah komoditas pertanian. Presiden menyatakan rasa syukurnya melihat angka impor yang terus menurun. Komoditas jagung merupakan salah satu di antara yang mengalami pengurangan impor. Ke depan ia juga meyakini bahwa Indonesia mampu untuk melakukan swasembada pangan.
"Data yang saya peroleh dulu impornya 3,2 juta ton. Data terakhir yang saya terima, impor kita 2016 hanya 900 ribu ton. Anjlok langsung karena pasti ada produksi yang sudah meningkat. Saya meyakini Insya Allah nanti tahun depan 900-nya sudah hilang kalau pekerjaan lapangannya dikerjakan secara detail," ujar Jokowi.
Dalam acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian tersebut, turut dilakukan penandatanganan kontrak pengadaan barang dan jasa Kementerian Pertanian tahun anggaran 2017. Pengadaan tersebut di antaranya diperuntukkan untuk pengadaan pupuk bersubsidi, benih bersubsidi, alat mesin pertanian, dan perluasan cetak sawah.
"Ini kementerian yang pertama, yang melakukan lelang penandatanganan kontrak untuk pengadaan barang dan jasa (di tahun 2017). Ini senilai Rp31,25 triliun. Saya kira sebuah angka yang sangat besar sekali. Ini akan meningkatkan peredaran uang yang ada di bawah dan kita harapkan dengan ini pertumbuhan ekonomi kita juga akan meningkat," ujarnya sekaligus mengakhiri sambutannya.
Turut hadir dalam acara tersebut di antaranya Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dan Kepala Staf Presiden Teten Masduki.