PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyatakan dukacita dan keprihatinan yang mendalam atas musibah terbakarnya kapal wisata MV Zahro Express di Kepulauan Seribu Minggu (1/1/2017) yang menyebabkan 23 orang tewas, 130 orang selamat, 31 orang luka-luka dari total 184 orang yang menjadi penumpang kapal nahas tersebut.
“Kami turut berbelasungkawa atas kecelakaan yang menimpa MV Zahro Express. Kiranya, kepada seluruh pihak korban diberikan kekuatan dan ketabahan,” tutur Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Faik Fahmi, Selasa (3/1/2017) sore di Jakarta.
Terkait adanya rilis Kementerian Perhubungan yang menyatakan akan melibatkan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT Pelni untuk peningkatan pelayanan rute Kepulauan Seribu dari pelabuhan rakyat Muara Angke, Faik mengatakan jika hal tersebut merupakan penugasan dari Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan, maka PT ASDP mempunyai kewajiban untuk melayani rute wisata tersebut. “Apalagi, PT ASDP sebelumnya sudah memiliki pengalaman dalam melayani rute Kepulauan Seribu, namun berakhir pada tahun 2003,” ujarnya.
Namun demikian, PT ASDP akan menindaklanjuti rencana pelibatan perseroan di rute Kepulauan Seribu, yakni berkoordinasi aktif dengan Kementerian Perhubungan untuk membahas lebih lanjut hal ini. “Pertama, harus jelas seperti apa pembagian tugas antara PT ASDP dengan PT Pelni. Kedua, kami juga harus melakukan survei lapangan kembali untuk mengidentifikasi lintasan mana yang akan dilayani, jenis kapal yang akan digunakan, kapasitas yang akan disediakan, apakah hanya untuk melayani penumpang saja, atau dengan kendaraan juga,” tuturnya.
Baca Juga: Menhub Libatkan Pelni dan ASDP Layani Pelayaran Muara Angke
Faik menegaskan, survei sangat penting dilakukan supaya strategi pelayanan yang disiapkan juga dapat tetap sasaran mengingat karakteristik pengguna jasa di Kepulauan Seribu cenderung penumpang saja. “Setelah survei, nanti akan ketahuan, kapal apa yang cocok disana, dan tentu aspek keselamatan akan menjadi hal utama dan mengacu dengan standar yang dimiliki ASDP saat ini. Selain itu, kami juga perlu mengetahui, kondisi dermaga, terminal penumpang, dan kondisi di pelabuhan setempat. Intinya, jika kami mendapatkan penugasan ini, tentu akan diberikan pelayanan semaksimal mungkin,” ujarnya.
Terkait dengan timeline PT ASDP merespon penugasan ini, Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Christine Hutabarat mengatakan, tim divisi penyeberangan PT ASDP akan melakukan survei dalam waktu dekat ini. “Kalau waktu survei itu relative, tergantung kebutuhan di lapangan seperti apa. Jika ternyata lintasan di Kepulauan Seribu membutuhkan spesifikasi khusus selain dari kapal yang kita operasikan selama ini, tentu akan membutuhkan waktu untuk membangun baru. Namun, mungkin saja kita dapat membeli kapal bekas. Nanti akan kita lihat dulu hasil surveinya,” tutur Christine.