Suara.com - Dalam menjalankan usaha tentu menghadapi risiko kerugian bahkan kebangkrutan. Sering terjadi orang yang mencoba mulai bisnis dan menghadapi kebangkrutan kemudian menyerah dan kapok untuk memulai bisnis kembali. Hal ini terjadi karena pola pikir sebagai korban, bukan sebagai pelaku.
Dengan pola pikir sebagai korban ini, maka Anda akan pasrah karena merasa tidak ada yang dapat diperbuat.
Ada beberapa ciri-ciri orang sebagai korban yaitu:
1.Menunggu
Orang yang bersikap sebagai korban akan menunggu kondisi membaik. Dia salah mengartikan sabar dengan menunggu tanpa ada tindakan yang nyata untuk mengubah situasi
2.Membela diri
Korban akan merasa bahwa dia hanya menjadi korban dan mencari pembelaan diri atas kondisi yang ada
3.Menyalahkan
Karena merasa benar, maka dia akan menyalahkan orang lain dan menganggap bahwa kondisi bisnis yang sulit merupakan salah kondisi ekonomi, karyawan, atau lain sebagainya
4.Melawan
Dia merasa enggan untuk menghadapi kondisi yang ada. Sebagai penghindaran, dia akan melawan dan tidak menerima kenyataan yang ada
5.Menghindar
Dia akan menghindari dari membahas masalah, padahal tanpa dibahas maka tentu tidak akan dicapai solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Mengapa timbul sikap seperti ini? Karena ketakutan adanya rasa rendah diri, takut, dan sebagainya. Sehingga dia ingin terlihat hebat, padahal hal ini tidak akan menyelesaikan masalah dan tidak dapat menghindar dari kebangkrutan
Namun bagi orang yang pantang menyerah, kebangkrutan pada saat tertentu malah dapat menjadi momentum untuk bangkit dan menjadikan usaha semakin besar. Untuk itu diperlukan sikap yang tepat dalam menghadapi kebangkrutan, yaitu dengan mengubah pola pikir dari korban menjadi orang yang bertanggung jawab.
Bila mempunyai pola pikir sebagai korban, maka Anda akan mengeluh dan pasrah terhadap situasi. Namun bila mempunyai pola pikir sebagai orang yang bertanggung jawab, maka Anda akan secara aktif berusaha untuk mengatasi kondisi yang ada. Setelah mempunyai sikap tersebut, maka berikut langkah untuk bangkit dari kebangkrutan
1.Mencari realitas
Anda harus terbuka dan siap untuk menerima keadaan yang sesungguhnya. Cari tahu mengenai kondisi teraktual dari usaha Anda, termasuk juga pada hal-hal yang buruk. Mengetahui hal-hal yang buruk ini akan membuat Anda mengetahui masalah dan memudahkan dalam mencari sumber masalah sehingga dapat memudahkan dalam mengatasi masalah.
2.Mengakui realitas
Setelah mengetahui kondisi yang ada, Anda perlu untuk menerimanya. Sering terjadi bila pengusaha melihat kondisi yang buruk dalam usahanya, maka Ia akan menghindar dan menutup mata dari masalah tersebut. Namun Anda harus menerima realitas untuk dapat mengatasinya
3.Menghadapi
Cara untuk menghadapi adalah dengan meyakinkan bahwa Anda dapat menyikapi masalah yang ada. Contohnya bila omzet menurun akibat persaingan harga, alih-alih menganggap bahwa hal tersebut terjadi akibat persaingan yang keras, cobalah untuk berpikir bahwa Anda juga harus mencari barang dengan harga yang bersaing pula.
Dengan memiliki sikap ini, maka Anda akan proaktif mencari solusi dan tidak menyalahkan keadaan. Langkah ketiga ini juga masih termasuk sikap mental yang merupakan dasar untuk langkah selanjutnya
4.Mencari solusi
Setelah menyadari dan sepenuhnya menerima tanggung jawab atas situasi yang ada, maka muncul pemikiran berikutnya yaitu apa yang dapat Anda lakukan? Dengan pertanyaan ini maka Anda fokus pada apa yang dapat diubah. Sehingga Anda tidak berpikir kapan kondisi ekonomi akan membaik? Tapi Anda akan berpikir apa program atau promosi yang dapat saya lakukan untuk meningkatkan penjualan? Dari kedua jenis pertanyaan ini sudah terlihat berapa besar perbedaan yang muncul. Anda akan berusaha secara maksimal tidak peduli kondisi ekonomi yang sedang terjadi
5. Mengambil aksi
Setelah menemukan solusi, maka saatnya untuk mengambil aksi dan bertindak untuk mengatasi masalah yang ada. Misalnya Anda ingin menurunkan harga atau mengadakan promo belanja berhadiah, maka Anda dapat mulai menjalankannya. Jangan takut risiko, mulai cobalah maka Anda dapat melihat hasilnya. Bila ada kekurangan tentu Anda dapat melakukan evaluasi dan perbaikan dari rencana yang dijalankan tersebut.
Butuh Mental yang Kuat untuk Bangkit dari Kebangkrutan
Bangkit dari kebangkrutan membutuhkan sikap mental, pola pikir, dan tindakan nyata untuk membawa hasil yang maksimal. Memang tidak mudah, tapi bila sudah berhasil melaluinya maka Anda akan semakin mantap dan menjadi pengusaha yang tangguh.
Baca juga artikel Cermati lainnya:
Lakukan Cara Ini agar Pengajuan KPR Anda Disetujui Bank
10 Tradisi Natal Unik di Seluruh Dunia
10 Kesalahan Fatal Dalam Pengelolaan Usaha
Published by Cermati.com |