Menkeu: Realisasi Sementara Belanja K/L di APBNP 2016 88,3 Persen

Selasa, 03 Januari 2017 | 17:50 WIB
Menkeu: Realisasi Sementara Belanja K/L di APBNP 2016 88,3 Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara konferensi pers terkait pelaksanaan realisasi APBNP 2016 di gedung Juanda I, Kementerian Keuangan [suara.com/Dian Rosmala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan realisasi sementara belanja Kementerian/Lembaga mencapai Rp677,6 triliun atau 88,3 persen terhadap pagu APBNP 2016. Apabila dibandingkan dengan outlook setelah penghematan (termasuk penghematan alamiah) maka kinerja penyerapan belanja Kementerian/ Lembaga mencapai 100,8 persen.

"Realisasi ini lebih tinggi dari penyerapan anggaran tahun 2015 yaitu 92,0 persen," kata Sri di gedung Juanda I, Kementerian Keuangan, Jalan Dr. Wahidin, Jakarta Pusat, Selasa (3/1/2017).

Perbaikan realisasi belanja Kementerian/Lembaga mencerminkan perbaikan dalam pelaksanaan anggaran yang dimulai sejak awal tahun 2016. Kata dia, kinerja penyerapan belanja K/L, juga dipengaruhi oleh kebijakan percepatan pelaksanaan kegiatan.

"Di antaranya pelelangan dini yang berjalan efektif. Ini tercermin dari peningkatan penyerapan bulanan yang lebih tinggi dibandingkan beberapa tahun sebelumnya," ujar Sri.

Baca Juga: Menkeu Jelaskan Pokok-pokok Pelaksanaan APBN

Apabila dilihat menurut jenis belanja, kata Sri, realisasi belanja barang tahun 2016 mencapai Rp257,7 triliun atau 85,1 persen dari pagunya dalam APBNP 2016.

Faktor yang mempengaruhi penyerapan pada belanja barang, ungkap Sri, adalah peningkatan efisiensi belanja barang melalui Instruksi Presiden Nomor 8 tahun 2016. Terutama untuk penghematan perjalanan dinas dan paket meeting.

"Sementara realisasi belanja modal mencapai Rp165,0 triliun atau sekitar 79,9 persen dari pagunya dalam APBNP tahun 2016," kata Sri.

Kinerja penyerapan belanja modal tersebut dipengaruhi oleh upaya untuk meningkatkan belanja produktif maupun upaya untuk mengembalikan kredibilitas APBN dengan dilakukannya penghematan.

"Hal ini untuk menjaga kesinambungan pembangunan belanja modal yang belum dilaksanakan, kegiatannya dapat diluncurkan ke tahun 2017," kata Sri.

Baca Juga: APBN 2016 Terkendali Dalam Batas Aman

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI