Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara (NT) 1 Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) telah menyelesaikan pembersihan sampah yang menumpuk di sungai-sungai yang melalui kota dan kabupaten Bima akibat banjir bandang beberapa waktu lalu.
Saat ini kondisi di sungai-sungai tersebut telah kembali normal khususnya di Sungai Melayu dan Lapodo. Hal tersebut dilaporkan oleh Kepala BWS NT 1 Asdin Juliady, Sabtu (31/12/2016).
"Kondisi sungai sudah mulai normal kembali, mudah-mudahan cuaca selalu baik sehingga pekerjaan tanggap darurat dapat terlaksana tanpa hambatan," tutur Asdin.
Asdin mengatakan bahwa pembersihan sampah yang menjadi salah satu penyebab air meluap ke areal kota tersebut dilakukan dengan menggunakan satu unit excavator amphibi. Sampah menghambat laju air karena tersangkut di jembatan-jembatan. Saat ini aliran sungai sudah lancar kembali, salah satunya dibawah Jembatan Saporo.
Baca Juga: Perjanjian Pembiayaan Proyek SPAM Umbulan Telah Diteken
Saat ini, tambah Asdin, pihaknya sedang melakukan identifikasi lapangan, melakukan pemasangan bronjong dan karung pasir di sepanjang sungai yang mengalami longsor.
"Titik-titik longsor banyak sekali, baik di Sungai Melayu maupun Padolo, saat ini kami sedang menginventarisir sambil melakukan pemasangan bronjong dan tanggap darurat dengan menempatkan karung-karung pasir," tambah Asdin
Pasokan Air Bersih Bagi Korban Banjir
Sementara itu terkait suplai air bersih kepada para pengungsi, Kepala Satuan Kerja Tanggap Darurat Abdul Hakam mengatakan hingga saat ini telah dilaksanakan pengoperasian 5 Unit Mobil Tangki Air (MTA) yang melayani distribusi pada 23 Unit Hidran Umum (HU) milik Kementerian PUPR dan 2 unit HU dari Instansi lain, dan juga distribusi langsung di ember/galon air masyarakat yang tersebar di 14 wilayah Kelurahan.
Pihaknya, tambah Hakam juga tengah menyiapkan rencana kerja terkait dengan rencana kedatangan tambahan 40 Unit HU PUPR untuk pembagian unit per wilayah kelurahan/titik lokasi, perakitan rangka pondasinyanya di Posko PUPR, pengiriman dan pemasangan HU, hingga pengisian air bersihnya. "Diharapkan kedatangan 40 Unit HU terbaru nanti bersamaan dengan kedatangan lagi 3 Unit MTA dari Depo Surabaya," jelasnya.
Pemasangan HU di lokasi-lokasi tersebut harus memenuhi kriteria sebagai lokasi yang dapat dipasangi HU.
"Berdasarkan hasil diskusi pemilihan lokasi kita ada kriterianya, kriteria pertama adalah berada dijalan besar, kedua sudah bersih, ketiga banyak masyarakat yang membutuhkan dan keempat masih mati lampu," tutur Hakam.
Hal tersebut menjadi prioritas utama lokasi yang dapat ditempatkan HU, sedangkan untuk lokasi yang tidak memenuhi kriteria tersebut pihaknya tetap mendistribusikan air tetapi langsung dikucurkan dari MTA.
Selain MTA dan HU, Kementerian PUPR juga mengirimkan dan mengoperasikan 2 unit Dumptruck, 2 unit IPA Mobile, 2 unit Genset (2x15 kva), dan 20 unit Veltbed.
2 unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) Mobile, berfungsi untuk mengolah air baku menjadi air siap minum.
"Kita juga datangkan 2 unit IPA mobile kita untuk supply air bersih ke dalam tangki air, karena memang kemampuan PDAM disini agak kecil jadi kita sedang mencari titik kali atau sungai untuk dijadikan sumber air untuk diolah karena IPA ini bisa menghasilkan air siap minum," tambah Hakam.