Ekspor Perikanan Nasional Naik 4,96 Persen di 2016

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 31 Desember 2016 | 03:00 WIB
Ekspor Perikanan Nasional Naik 4,96 Persen di 2016
Panen udang lobster oleh petambak di pelabuhan perikanan lama, Ulee Lheue, Banda Aceh, Rabu (13/5/2015). [Antara/Ampelsa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Akhir tahun 2016, pemerintah membukukan peningkatan nilai ekspor perikanan nasional sebesar 4,96 persen. Data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, jenis komoditas perikanan yang melejit di pasar ekspor diantaranya cumi, sotong, gurita, dan udang.

“Untuk ekspor cumi, sotong, dan gurita mencapai 61,64 persen dan ekspor udang sebesar 5,86 persen. Saya harap untuk tahun depan angka ini bisa lebih meningkat lagi. Saat ini pasar ekspor kita sedang bagus di Amerika Serikat dan Jepang” ungkap Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS PKP) Nilanto Perbowo dalam konferensi pers yang digelar hari ini, Jum'at (30/12/2016) di Kantor KKP, Jakarta.

Selain itu, pertemuan juga membahas mengenai review tahun 2016 dan rencana kerja Ditjen PDSPKP di tahun 2017. Terkait hal ini Nilanto mengungkapkan, pada tahun 2016 total anggaran untuk Dirjen PDSPKP adalah sebesar Rp743.700.880.000 dengan realisasi sebesar 94,82 persen. Dari anggaran 2016 tersebut, sebanyak 62,17 persen atau senilai Rp462,3 miliar dialokasikan untuk stakeholder.

Selama tahun 2016, terdapat kegiatan prioritas yang sebagian besar sudah diselesaikan oleh Ditjen PDSPKP, di antaranya pengadaan 100 ice flake machine skala 1,5 ton, 13 ice flake machine skala 10 ton, 16 integrated cold storage, 17 single storage, 8 pabrik rumput laut, 2 pabrik tepung ikan, 6 gudang rumput laut, 1 pasar ikan terintegrasi, dan 4 sentra kuliner.

Baca Juga: KKP Ajak Masyarakat Perangi Penyelundupan Benih Lobster

Terkait konsumsi ikan masyarakat di tahun 2016, Nilanto mengungkapkan datanya belum dapat dipublish karena data konsumsi ikan baru bisa didapat sekitar bulan Februari. Namun, Nilanto menegaskan pihaknya masih memiliki Pekerjaan Rumah (PR) untuk meningkatkan angka konsumsi ikan masyarakat Indonesia.

“Konsumsi ikan 2016 ini masih bintang ya karena baru kita dapat plus 2 bulan. PR kita mendongkrak konsumsi ikan di Pulau Jawa. Oleh sebab itu, sekarang kita dorong, kita dekati kelompok utama yang punya pengaruh besar untuk kita sentuh dengan produk-produk perikanan,” ungkap Nilanto.

Sementara untuk tahun 2017, Ditjen PDSPKP memiliki anggaran sebesar Rp1,32 triliun dengan alokasi bantuan langsung masyarakat 84,87%. Beberapa kegiatan prioritas Ditjen PDSPKP tahun 2017 di antaranya pengadaan 270 unit IFM 1,5 ton; 55 unit kendaraan berpendingin roda 4; 75 unit kendaraan berpendingin roda 6; 3 unit UPI/ICS 1000 ton; 7 unit UPI/ICS 500 ton; 2 unit pasar ikan modern; 10 unit pasar ikan bersih; 6 unit revitalisasi pasar ikan tradisional; 10 unit sentra kuliner; 15 unit cold storage 200 ton; 100 unit freezer 300 liter; carry over; dan 2 lokasi SKPT (Biak, Mimika).

Nilanto mengatakan, dalam rencana pembangunan cold storage 200 ton pada tahun 2017, KKP akan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor kelautan dan perikanan yaitu Perindo dan Perinus. Kedua BUMN tersebut akan membantu KKP dalam pembangunan cold storage di 15 kabupaten/kota yang tersebar di seluruh Indonesia. “Kita menginginkan BUMN kita bisa tumbuh besar seperti negara-negara lain, terutama BUMN perikanan kita untuk berperan besar dalam sektor KP,” ujar Nilanto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI