Suara.com - Berbicara masalah utang, manusia harus selalu memenuhi kebutuhannya dan terkadang sebagian dari mereka juga ingin mewujudkan keinginannya saat berada pada posisi keuangan yang stabil.
Atas dasar itulah, mereka terpaksa mengambil keputusan dengan berutang, dan merasa tidak terlalu terbebani saat keadaan finansialnya memang sedang stabil. Saat harus menyicil utang sekalipun, tidak akan terlalu bermasalah.
Masalah mulai muncul saat utang menjadi sesuatu yang bersifat 'penolong' bagi kebutuhan dan pemenuhan gaya hidup masyarakat di zaman modern ini. Kesalahan yang terjadi juga, mereka tidak memperhitungkan terlebih dulu antara utang yang diambil, dengan pendapatan yang dimiliki setiap bulannya. Akibatnya, mereka terpaksa untuk berutang lagi, agar utangnya yang lain bisa tertutupi.
Berikut ini beberapa alasan yang membuat kita sulit terlepas dari jeratan utang:
Pendapatan Bertambah, Kebutuhan Bertambah
Sangat ironi sekali, saat keputusan untuk berutang justru datang karena keadaan finansial kita sedang stabil. Terkadang kita akan berfikir bahwa saat harus berutang sekalipun, cicilan kreditnya masih bisa dibayarkan karena jumlah tagihannya dianggap masih minimal dibandingkan pendapatan yang didapat.
Pola pikir seperti itu sebaiknya dihilangkan, karena justru akan memicu Anda untuk berutang lebih banyak lagi. Ingatlah bahwa Anda memiliki kebutuhan wajib lainnya yang harus diprioritaskan, dibandingkan kebutuhan untuk berutang.
Tidak Memanfaatkan Investasi
Saat keadaan keuangan anda stabil bahkan berlebih, seharusnya Anda mulai berpikir untuk berinvestasi saja, dibandingkan sibuk memikirkan apa yang mau Anda beli saat baru menerima gaji baru. Investasi akan sangat bermanfaat, tidak hanya untuk jangka pendek, namun juga jangka panjang. Sebaiknya mengikuti investasi yang sudah populer dan terbukti kinerjanya, seperti investasi emas mulia dan deposito.
Terlalu Percaya dengan Cicilan 0%