Banjir yang melanda kota dan kabupaten Bima juga mengakibatkan salah satu jembatan yang merupakan jalur utama distribusi barang di Bima terputus, yaitu Jembatan Kodo 1. Selain jembatan tersebut terdapat 2 jembatan lainnya yang mengalami kerusakan, namun karena kondisinya yang buruk akan dilakukan desain ulang dan dibangun jembatan baru.
"Untuk jembatan akan diubah desainnya, jembatan yang banyak pilar di tengah menjadi tanpa pilar. Agar terputusnya jembatan Kodo 1 akibat terjangan air bah tidak terulang lagi," tutur Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto dalam keterangan tertulis, Kamis (29/12/2016).
Salah satu penyebab jembatan Kodo 1 terputus adalah menumpuknya sampah di pilar jembatan yang menahan laju air, sehingga kombinasi antara volume air yang besar dan sampah tersebut mendorong dan merusak pilar sampai putus.
Arie menyampaikan sebelum dilakukan penanganan jembatan yang permanen, di Jembatan Kodo 1 akan dipasang jembatan darurat terlebih dahulu dan diharapkan selesai 31 Desember.
Baca Juga: Kementerian PUPR Amankan Tanggul Jebol di Bima
"Materialnya sudah ada disini semua tinggal kerja saja, mudah-mudahan cuacanya bagus sehingga bisa terkejar," tutup Arie.
Jembatan darurat yang akan dipasang nantinya akan memiliki lebar 3,50 meter dan panjang 10 meter, sebelumnya jembatan Kodo 1 memiliki panjang 12 meter dan lebar 7 meter. Untuk jembatan permanen akan segera dilakukan di tahun 2017.
Jembatan Kodo 1 berada di jalur utama distribusi logistik dari Bima menuju Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui pelabuhan Sape. Putusnya jembatan tersebut mengganggu pasokan logistik ke NTT, terutama memasuki tahun baru saat ini.
Untuk percepatan penanganan darurat Arie mengatakan bahwa pihaknya telah menurunkan alat berat berupa Motorgrader, Truck Crane, DumpTruck, Loader, Backhoe Loader dan Excavator.