Dalam rapat koordinasi di Posko Tanggap Darurat di Kantor Wali Kota Bima, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu (28/12/2016) menginstruksikan agar penanganan darurat banjir di Kota Bima dapat lebih dipercepat. Apabila penanganannya lama akan memakan biaya lebih besar dan menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit.
Wapres Jusuf Kalla yang didampingi oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso dan Direktur Jenderal Bina Marga Arie S. Moerwanto meminta kepada jajaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar segera memperbaiki infrastruktur yang rusak, seperti daerah aliran sungai, jalan dan jembatan, serta jaringan air minum.
Dirjen SDA Imam Santoso mengatakan, untuk penanganan darurat, pihaknya telah menurunkan excavator amphibi untuk membersihkan sampah yang banyak sekali di badan sungai dan tersangkut di jembatan. Selain itu juga diturunkan 2 excavator dan 4 dumptruck untuk pembersihan sampah.
" Excavator amphibi sangat efektif karena dia mobile sehingga dalam waktu tiga hari sudah bersih sungainya. Kami akan terus bekerja untuk membersihkan sungai ini dari sampah sehingga kalau terjadi curah hujan yang tinggi, sungai sudah bersih dan air dapat mengalir lancar," tambah Imam dalam keterangan tertulis, Kamis (29/12/2016).
Baca Juga: Menteri Basuki: Bangunan Fisik 7 PLBN Terpadu Telah Rampung
Berdasarkan pengamatan di lapangan, excavator amphibi tersebut telah membersihkan sampah yg tersangkut di jembatan terakhir dari beberapa jembatan yg ada di Bima, setelah memasuki hari ke-3 pembersihan.
Mengingat masih tingginya curah hujan, Imam mengatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan pengamanan sementara untuk beberapa tanggul yang jebol dengan memasang bronjong dan karung plastik sebagai proteksi.
"Hari ini baru teridentifikasi sebanyak 7 titik yang butuh untuk dipasangi bronjong, memang kondisi sebelumnya ada yang tanggul tanah dan ada yg sudah dipasangi tanggul permanen, ini semua akan kami pasang bronjong dan karung pasir mengingat ada beberapa tanggul yg longsor," tutur Imam.
Penanganan Jangka Panjang Sungai di Kota Bima
Sementara itu, untuk penanganan jangka panjang atau permanen, Imam mengatakan bahwa Kementerian PUPR akan melakukan beberapa normalisasi sungai-sungai yang mengalami penyempitan dan pendangkalan sehingga dapat menambah kapasitas sungai. Kabupaten dan Kota Bima dilalui 9 sungai besar termasuk anak sungainya, sehingga kata Imam, kondisi sungai sangat mempengaruhi kondisi perkotaannya.
Untuk daerah hulu, selain penghijauan yang akan dilakukan oleh Kementerian Kehutanan, Imam mengatakan bahwa pihaknya akan mengkaji untuk membangun beberapa cekdam, embung dan beberapa bangunan pengendali banjir lainnya.
Imam mengatakan, selain curah hujan yang tinggi dan kawasan hutan yang gundul, banjir disebabkan juga oleh sampah yang tersangkut di jembatan-jembatan sehingga menyebabkan jalannya air terhambat dan melimpas ke jalan dan areal perkotaan.
"Air langsung masuk sungai, disatu sisi sungai yg membelah kota dan kabupaten Bima banyak terjadi pendangkalan dan juga tanggul belum tinggi, kami tadi keliling sebenarnya tanggul yang jebol tidak banyak tapi karena curah hujan cukup tinggi air melimpas dari tanggul dan menggenangi kotanya," kata Imam.
Penyerahan Bantuan
Pada kesempatan tersebut, Imam juga menyerahkan bantuan berupa bahan-bahan kebutuhan sembilan bahan pokok sebanyak 2 truk. Sebelumnya Ditjen SDA Kementerian PUPR juga telah mendistribusikan bantuan sebanyak 3 truk.
Bupati Bima Indah Damayanti Putri dan Wakil Bupati Dahlan HM yang secara simbolis menerima bantuan tersebut, mengatakan akan segera mendistribusikan sembako tersebut mengingat pangan adalah salah satu yang sangat dibutuhkan masyarakat saat ini.
Lebih lanjut, Indah berharap perbaikan infrastruktur secara darurat maupun penanganan jangka panjang dapat segera dilaksanakan.