Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Dalam Negeri yang juga Ketua Badan Pengelola Perbatasan Tjahjo Kumolo meresmikan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Motaain di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan dengan negara Timor Leste, Rabu (28/12/2016). Turut hadir pada acara tersebut Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Leburaya, Direktur Jenderal Cipta Karya Sri Hartoyo dan para pejabat kementerian/lembaga serta pemerintah daerah.
Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengatakan bahwa dirinya ingat betul ketika 2 tahun lalu melihat pos perbatasan yang kondisinya jelek dibandingkan dengan pos perbatasan milik. "Ini masalah wajah Indonesia bukan hanya NTT. Saya perintahkan Menteri PUPR, perintah saya singkat dan jelas yakni bangun lebih baik dari negara sebelah," kata Presiden Jokowi dalam keterangan tertulis, Rabu (28/12/2016).
Setelah PLBN selesai dibangun, ternyata menurut Presiden Jokowi terlalu bagus dan megah. Oleh karenanya dirinya meminta pos lintas batas Motaain tak hanya terkait imigrasi dan bea cukai, pos lintas batas harus menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru di NTT.
"Tahun ini kita selesaikan bangunan PLBN-nya, tahun depan pasarnya. Kita lihat 2 tahun lagi, saya yakin ada produk kita yang bisa diekspor karena hampir semua produk kita kompetitif dan harganya murah,"jelasnya.
Baca Juga: Jalan Layang Antapani Bandung Siap Digunakan Masyarakat
Ditambahkannya infrastruktur lainnya yang telah dibangun di Provinsi NTT adalah jalan dan bendungan. "NTT kuncinya adalah air kalau musim hujan dan kemarau ada air, NTT akan berkembang oleh karenanya kita bangun bendungan dan embung. Dari 49 bendungan, tujuh diantaranya ada di NTT," kata Jokowi.
Sementara itu Menteri Basuki dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat sekitar dan Pemerintah Daerah terutama dalam pengadaan lahan. "Pembangunan PLBN yang lebih baik dari negara tetangga karena Indonesia bangsa besar. Bukan untuk gagah-gagahan tetapi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi di perbatasan" jelasnya.
Selain PLBN Motaain, di NTT juga dibangun PLBN Motamasin dan PLBN Wini. Pembangunan ketiga PLBN tersebut, telah dimulai sejak tahun 2015 lalu. Untuk PLBN Motamasin dan Wini saat ini sedang dalam penyelesaian.
Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen Cipta Karya) melakukan pembangunan PLBN Motaain menggantikan pos lama di atas lahan seluas 8,03 ha dengan pendanaan sebesar Rp 82 milyar.
Bangunan PLBN Motaain meliputi zona inti yang terdiri dari bangunan utama PLBN, gedung pemeriksaan kendaraan dan power house.
Sementara untuk pengembangan PLBN akan dilaniutkan tahun 2017 meliputi pembangunan mess pegawai, wisma Indonesia, car wash, x-ray mobile, pasar perbatasan, lapangan olahraga, pos Pamtas TNI dan pos Polri.
Arsitektur bangunan PLBN Motaain mengadopsi arsitektur rumah adat masyarakat Belu. Sementara ornamen sun shading pada atap bangunan pemeriksaan kendaraan pribadi mengadaptasi corak tenun setempat.
Sementara pembangunan PLBN Motamassin di Kabupaten Malaka yang juga perbatasan antara RI-Timor Leste dilakukan di atas lahan seluas 11,29 ha. Pembangunan dilakukan sejak tahun 2015 dengan pembiayaan sebesar Rp 128 milyar.
Bangunan PLBN terdiri dari zona inti yang terdiri dari gedung utama PLBN, gedung pemeriksaan terpadu, pelataran pemeriksaan, bangunan kliniki, carwash, jembatan timbang, gudang sita, bangunan kennel, bangunan utilitas, pos pemeriksaan imigrasi, gerbang tasbara, monumen Garuda, Pos Pamtas TNI, dan infrastruktur kawasan.
Sementara itu pengembangan zona sub inti dan pendukung di PLBN Motamassin, akan dimulai pembangunannya pada 2017 terdiri dari Mess Pegawai, kantor pengelola, pasar, gedung serbaguna, wisma Indonesia, helipad, lapangan voli, pos polisi, convenience store, food court, rest area dan mushalla.
Bangunan PLBN Motamassin tersebut mengadopsi arsitektur rumah adat masyarakat Belu dan rumah adat Mabur di NTT. Sementara untuk ventilasi menggunakan konsep alami yang mengadopsi dari rumah adat NTT,dan ornamen sun shading pada atap bangunan mengadaptasi corak tenun setempat. Pola-pola tenun ikat Belu dan Malaka, NTT juga diaplikasikan pada pola bentuk lampu di bangunan tersebut.
Pengembangan Infrastruktur Permukiman di NTT
Disamping pembangunan pos lintas batas negara, Kementerian PUPR juga melakukan pengembangan infrastruktur permukiman di kawasan perbatasan di Provinsi NTT. Program Pengembangan Infrastruktur Permukiman (PIP) di Motaain, Kabupaten Belu sudah dilakukan sejak Desember 2015 hingga September 2017 dengan nilai kontrak sebesar Rp 244 milyar.
Pengembangan Infrastruktur Permukiman di Motaain berupa penyediaan air minum melalui pembangunan sumur bor di Dusun Weibenahi, Seroja, Weinggris, Tallilaran, Abad Fatuala, Lakafehan dengan kapasitas 5 l/detik.
Pengadaan/pemasangan pipa HDPE sepanjang 98.831 km melayani Desa Silawan, Kenebibi, Jenilu, dan Dualaus bagi 1.494 Sambungan Rumah (SR). Pembangunan reservoir kapasitas 100 m3 9 unit dan groundwater tank 500 m3 1 unit. Pengelolaan Air Limbah melalui Pembangunan septic tank komunal modul 5, 10 & 20 KK melayani 304 SR.
Untuk pengelolaan sampah dibangun landasan kontainer sebanyak 10 unit dan pengadaan Truk Arm Roll 2 unit serta pelatihan pemilahan dan composting sampah. Disamping itu juga dilakukan peningkatan jalan lingkungan total panjang 10,17 km. Hingga 17 Desember 2016, progress fisik pekerjaan telah mencapai 43,08%.
Sementara nilai kontrak program PIP di Motamasin, Kabupaten Malaka sebesar Rp 191 miliar yang digunakan untuk penyediaan air minum melalui Rehabilitasi broncaptering Mata Air (MA) Saluhu dan MA Seli, pengadaan/pemasangan pipa sepanjang 19,182 km dan pembangunan reservoir 100 m3 dari MA Saluhu yang melayani Desa Alas Selatan sebanyak 321 SR dan PLBN. Pengadaan/pemasangan pipa HDPE sepanjang 20,96 km, pembangunan reservoir 100 m3 dari MA Seli yang melayani Desa Rainawe bagi 563 SR.
Disamping itu dibangun septictank komunal dengan modul 5,10, & 20 KK yang melayani 300 SR dan modul 100 KK untuk PLBN. Selain itu juga dibangun landasan kontainer 1 unit dan pengadaan Truk Arm Roll 1 unit serta pelatihan pemilahan dan composting sampah dan peningkatan jalan lingkungan sepanjang 28,48 km. Hingga 17 Desember 2016, progress fisik pekerjaan telah mencapai 55,52%.