Forextime: Rupiah Menguat Menjelang Tahun Baru

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 29 Desember 2016 | 12:24 WIB
Forextime: Rupiah Menguat Menjelang Tahun Baru
Satu seri uang Rupiah tahun emisi 2016 yang diluncurkan Bank Indonesia, Senin (19/12/2016). [Suara.com/Dian Kusumo Hapsari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Rupiah menguat terhadap Dolar AS pada perdagangan hari Rabu (28/12/2016) di kisaran 13440 menjelang tahun perdagangan baru. Dolar berpotensi menguat karena prospek kenaikan suku bunga di tahun 2017 sehingga pasar berkembang mungkin semakin tertekan, begitu pula dengan Rupiah. Trader teknikal dapat memanfaatkan menguatnya Dolar untuk menyerang USDIDR kembali ke level 13500 di jangka pendek.

"Break tegas di atas 13500 dapat membuka jalan menuju 13600 dan bahkan lebih tinggi lagi dalam jangka menengah dan panjang," kata Lukman Otunuga, Research Analyst Forextime, dalam keterangan resmi, Kamis (29/12/2016).

WTI bulls menunggu penurunan produksi OPEC

Harga minyak mentah WTI meningkat di atas $25 di hari Rabu. Investor menantikan kesepakatan pemangkasan produksi OPEC dan non-OPEC yang dijadwalkan untuk berlaku mulai 1 Januari 2017. Rencana pemangkasan produksi para produsen minyak utama sebesar hampir 1.8 juta barel per hari adalah motor di balik menguatnya harga minyak di kuartal terakhir tahun 2016. Walaupun tren harga minyak meningkat, peningkatan ini bisa saja terhenti di Tahun Baru apabila ada perselisihan atau ketidakjelasan mengenai kesepakatan yang telah ditunggu-tunggu ini. Pasar masih mengkhawatirkan kepatuhan para produsen terhadap kesepakatan ini. OPEC tidak memiliki aturan untuk menghukum anggota yang melanggar sehingga muncul keraguan tentang implementasi kesepakatan pemangkasan level produksi ini. Trader teknikal akan mengamati bagaimana reaksi harga minyak mentah WTI terhadap resistance $54.50 yang apabila terlampaui dapat membuka jalan menuju $56.

Baca Juga: Forextime: Rupiah Menguat Jelang Rapat FOMC

Sorotan mata uang - GBPUSD

GBP mungkin memasuki Tahun Baru dengan meningkatnya tekanan jual karena perkembangan isu Brexit mengganggu selera beli mata uang ini. Ketidakpastian terkait negosiasi keluar Uni Eropa di kuartal pertama Tahun Baru dapat mengekspos GBP pada risiko penurunan. Sementara itu, kekhawatiran bahwa Brexit akan memberi dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi Inggris dapat membatasi peningkatan kurs GBP. Karena Dolar diprediksi semakin menguat dengan prospek kenaikan suku bunga AS di tahun 2017, paritas GBPUSD mungkin saja terwujud. Dari sudut pandang teknikal, GBPUSD tetap tertekan dan breakdown di bawah 1.2200 akan membuka jalan menuju 1.2100.

Sorotan komoditas - Emas

Emas mengalami pantulan teknikal tajam pada perdagangan hari Selasa karena ambil untung dan likuiditas yang rendah menarik investor bullish untuk beraksi. Terlepas dari peningkatan jangka pendek ini, emas tetap tertekan oleh prospek kenaikan suku bunga AS dan USD yang menguat memicu aksi jual lebih lanjut. Emas mungkin sangat melemah di akhir tahun ini karena para penjual menekan harga menuju $1125 atau bahkan lebih rendah lagi.

Rupiah menguat terhadap Dolar AS pada perdagangan hari Rabu di kisaran 13440 menjelang tahun perdagangan baru. Dolar berpotensi menguat karena prospek kenaikan suku bunga di tahun 2017 sehingga pasar berkembang mungkin semakin tertekan, begitu pula dengan Rupiah. Trader teknikal dapat memanfaatkan menguatnya Dolar untuk menyerang USDIDR kembali ke level 13500 di jangka pendek. Break tegas di atas 13500 dapat membuka jalan menuju 13600 dan bahkan lebih tinggi lagi dalam jangka menengah dan panjang.

WTI bulls menunggu penurunan produksi OPEC

Harga minyak mentah WTI meningkat di atas $25 di hari Rabu. Investor menantikan kesepakatan pemangkasan produksi OPEC dan non-OPEC yang dijadwalkan untuk berlaku mulai 1 Januari 2017. Rencana pemangkasan produksi para produsen minyak utama sebesar hampir 1.8 juta barel per hari adalah motor di balik menguatnya harga minyak di kuartal terakhir tahun 2016. Walaupun tren harga minyak meningkat, peningkatan ini bisa saja terhenti di Tahun Baru apabila ada perselisihan atau ketidakjelasan mengenai kesepakatan yang telah ditunggu-tunggu ini. Pasar masih mengkhawatirkan kepatuhan para produsen terhadap kesepakatan ini. OPEC tidak memiliki aturan untuk menghukum anggota yang melanggar sehingga muncul keraguan tentang implementasi kesepakatan pemangkasan level produksi ini. Trader teknikal akan mengamati bagaimana reaksi harga minyak mentah WTI terhadap resistance $54.50 yang apabila terlampaui dapat membuka jalan menuju $56.

Sorotan mata uang - GBPUSD

GBP mungkin memasuki Tahun Baru dengan meningkatnya tekanan jual karena perkembangan isu Brexit mengganggu selera beli mata uang ini. Ketidakpastian terkait negosiasi keluar Uni Eropa di kuartal pertama Tahun Baru dapat mengekspos GBP pada risiko penurunan. Sementara itu, kekhawatiran bahwa Brexit akan memberi dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi Inggris dapat membatasi peningkatan kurs GBP. Karena Dolar diprediksi semakin menguat dengan prospek kenaikan suku bunga AS di tahun 2017, paritas GBPUSD mungkin saja terwujud. Dari sudut pandang teknikal, GBPUSD tetap tertekan dan breakdown di bawah 1.2200 akan membuka jalan menuju 1.2100.

Sorotan komoditas - Emas

Emas mengalami pantulan teknikal tajam pada perdagangan hari Selasa karena ambil untung dan likuiditas yang rendah menarik investor bullish untuk beraksi. Terlepas dari peningkatan jangka pendek ini, emas tetap tertekan oleh prospek kenaikan suku bunga AS dan USD yang menguat memicu aksi jual lebih lanjut. "Emas mungkin sangat melemah di akhir tahun ini karena para penjual menekan harga menuju $1125 atau bahkan lebih rendah lagi," pungkas Lukman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI