Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Andang Bachtiar, mengatakan rencana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melakukan perubahan sistem pengusahaan migas menjadi sistem gross split memiliki dampak yang posifit. Apalagi sebagai bagian dari pelaksanaan misi ke 4 DEN (pengawasan implementasi kebijakan energi lintas sektor) dan sekaligus mengkaitkan rencana perubahan tersebut dengan KEN (Kebijakan Energi Nasional) dan keeepakatan-kesepakatan dalam RUEN (Rencana Umum Energi Nasional), sistem gross split memiliki sejumlah kelebihan.
"Dapat dipahami bahwa secara prinsip sistem gross split PSC merupakan salah satu terobosan untuk memecahkan permasalahan dan kebuntuan perkembangan industri migas di Indonesia," kata Andang dalam keterangan tertulis, Rabu (28/12/2016).
Beberapa kelebihan utama sistem gross split adalah:
a. Praktis dan mempercepat proses pengambilan keputusan bisnis dari sisi K3S - karena keterlibatan pemerintah jauh berkurang atau bahkan tidak ada.
b. Efisien dan hemat uang Negara dari sisi pemerintah - dengan berkurangnya keterlibatan lembaga pemerintah sebagai pelaksana dalam kegiatan hulu migas.
c. Tidak ada lagi proses politik persetujuan parlemen terkait dengan penerimaan Negara dari Cost Recovery - karena tidak ada lagi cost yang perlu di-recovery dalam sistem gross split.
d. Mengurangi kerumitan audit (hanya audit pajak saja) sementara audit kontraktual hanya sebatas pemeriksaan volume produksi dan/atau revenue.
Meskipun demikian, Andang juga mengingatkan dalam konteks Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang rincian kegiatan dan programnya dituangkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), ada juga beberapa potensi kelemahan sistem gross split PSC. Terutamanya adalah:
a. Kontrol Negara atas produksi migas nasional jadi berkurang atau bisa hilang sama sekali - yang pada gilirannya akan menurunkan Ketahanan Energi Nasionl terutama pada aspek ketersediaan energy (availability).
b. Kontrol Negara atas pengolahan reservoir jadi berkurang atau bisa hilang sama sekali - yang akan berujung pada melesetnya rencana produksi migas nasional akibat dan kerusakan reservoir yang juga akan menurunkan Ketahanan Energi Nasional.