Listrik menjadi bagian penting dalam proses pemulihan pasca banjir bandang yang menerjang Kota Bima. Dua hari pasca banjir susulan yang terjadi Jumat (23/12/2016), dengan melibatkan 80 teknisi tambahan dari Sumbawa, Mataram, Bali, dan Jawa Timur, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berhasil menyalakan aliran listrik di sebagian besar Kota Bima.
Senin (26/12/2016) terlihat warga mulai membersihkan rumahnya dari endapan lumpur. Beberapa pertokoan di Kota Bima juga sudah mulai dipenuhi warga yang ingin membeli kebutuhan sehari-hari.
Hingga Senin malam, PLN telah berhasil menyuplai listrik ke pelanggan melalui 188 gardu dari total 201 gardu.
"Hanya sebagian kecil saja yang listriknya belum nyala, ini pun karena kondisi di lapangan masih belum memungkinkan untuk dinyalakan, misalnya di Kelurahan Dara yang masih tergenang air." kata General Manager PLN Wilayah NTB, Karyawan Aji.
Baca Juga: Ini Jurus PLN Pastikan Pasokan Listrik Akhir Tahun Cukup
Untuk keselamatan warga, PLN sangat berhati-hati dalam menyalakan aliran listrik, terutama pasca banjir.
Selain itu, sulitnya akses transportasi juga menjadi penyebab aliran listrik belum 100 persen normal. Seperti di Dusun Kabanta, Kelurahan Rasanae, Bima, PLN belum bisa memperbaiki 3 tiang listrik yang rubuh, karena akses menuju ke lokasi terhalang oleh longsor.
Sementara untuk, Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) penghubung Bima - Sape yang rubuh, sudah berhasil diperbaiki.
"Saat ini sedang proses penormalan jaringan, mudah-mudahan besok sudah beroperasi normal untuk mengalirkan listrik ke Sape." terang Aji.
Jika JTM tersebut beroperasi maka kelistrikan Sape tidak lagi isolated dan kekurangan daya sebesar 3 MW pada malam hari dapat terpenuhi.
Sementara untuk kondisi ketersediaan daya pada Sistem Bima telah mencapai 39 MW, dari beban puncak tertinggi sebesar 42 MW.
BUMN Hadir untuk Negeri Bantu Korban Banjir
Di samping memulihkan kelistrikan di lokasi bencana, PLN melalui Program BUMN Hadir untuk Negeri telah mendirikan Pos Tanggap Darurat Bencana Banjir Bima yang terletak di PLTD Ni'u, Jalan Sultan Salahudin, Bima.
Pasca banjir, kebutuhan yang paling dibutuhkan oleh warga adalah makanan siap santap. Banjir yang melanda Bima merusak rumah dan isinya. Sehingga, warga kesulitan untuk memasak bantuan-bantuan yang diterima.
Tim Reaksi Cepat (TRC) PLN Peduli berinisiatif membuka dapur umum dan membagikan masakan siap santap kepada masyarakat.
"Melihat kondisi masyarakat, sangat memprihatinkan. Banyak yang mengeluh sulit mendapatkan makanan matang. Diberikan bantuan makanan instan pun beberapa kesulitan untuk memasak, karena isi rumahnya habis diterjang banjir. Dari keluhan itulah, kami memutuskan untuk membuat dapur umum." kata Made Suprateka, Kepala Satuan Komunikasi Korporat.
Dalam satu hari, TRC PLN menyiapkan sekitar 2.000 porsi nasi beserta lauk pauknya untuk dibagikan kepada korban banjir. Selain untuk korban banjir, makanan ini juga disiapkan untuk personil teknisi kelistrikan yang bekerja keras memulihkan kelistrikan Bima.
Lumpur Mengering, BUMN Hadir untuk Negeri bagi 10.000 Masker
Tiga hari pasca banjir, Senin (26/12), endapan lumpur banjir bandang Bima telah mengering dan berubah menjadi debu. Program BUMN Hadir untuk Negeri membagikan 10.000 masker kepada warga Bima.
Pembagian masker secara gratis ini dilakukan oleh TRC PLN secara bertahap di beberapa jalan raya terdampak banjir, khususnya yang terdapat banyak endapan lumpur, seperti di Jalan Soekarno-Hatta, Lingkungan Kampung Melayu, dan Jalan Sultan Salahudin.
"Pasca banjir bandang seperti ini, polusi debu yang berasal dari endapan lumpur biasa terjadi. Ini bisa menjadi sumber penyakit bagi masyarakat. Oleh karena itu, kami antisipasi dengan menyediakan masker gratis." terang Made Suprateka.
Selain PLN, beberapa BUMN lain juga terlibat memberikan bantuan kepada korban bencana banjir Bima antara lain Adhi Karya, Jasindo, Pertamina, Mandiri, BTN, dan Jamkrindo. Adapun bantuan tersebut berupa sandang, pangan, dan papan.
Semoga sinergi BUMN Hadir untuk Negeri ini dapat menguatkan para korban banjir Bima untuk melewati bencana yang melanda.