Suara.com - Realisasi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan selain dapat mendukung pencapaian proyek 35.000 MW, juga dapat menjadi lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja lokal.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat meresmikan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) Lahendong Unit 5 dan 6, dan PLTP Ulubelu Unit 3 di Kecamatan Tompaso, Kabupaten Minahasa, Selasa (27/12/2016).
“Setiap bicara soal pembangunan dan investasi pembangkit listrik baru, kita hanya bicara bagaimana target 35.000 MW terpenuhi. Padahal di sini juga terkait soal penyerapan tenaga kerja,” kata Jokowi.
Setidaknya sekitar 2.750 orang tenaga kerja lokal bisa mendapatkan pekerjaan di dua pembangkit listrik tersebut.
Baca Juga: Proyek Listrik 35 Ribu MW Beri Angin Segar ke Produsen Trafo
”Dan ujungnya yang dapat manfaat dari proyek semacam PLTP Lahendong dan Ulubelu adalah orang Indonesia sendiri. Jadi banyak pekerjaan untuk orang lokal, pemahaman teknologi kita jadi bertambah,” ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga sempat menyinggung isu maraknya tenaga kerja asing yang ditengarai membanjiri Tanah Air. Menurutnya, dengan penyerapan tenaga kerja lokal di dua PLTP tersebut menjadi bukti nyata bahwa pada akhirnya yang diuntungkan adalah Indonesia sendiri.
”Jangan ada yang percaya dan sebar fitnah soal tenaga kerja dan investasi yang dibilang sebagai ancaman. Kita lihat di Lahendong, Tenaga Kerja Asing itu hanya datang sebentar di awal-awal, tinggal sebentar bantu kita siap-siap, lalu ada transfer pengetahuan, transfer teknologi ke orang-orang kita,” terang dia.
Adapun PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan listrik sekitar 20.000 rumah di Sulawesi Utara terpenuhi. Sedangkan PLTP Ulubelu Unit 3, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di Lampung.
”Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya nyatakan PLTP Lahendong dan Ulubelu diresmikan, semoga bermanfaat bagi masyarakat dan pengembangan daerah,” kata Jokowi dilanjutkan dengan penekanan tombol sirene sebagai tanda peresmian.
Baca Juga: Istana: Proyek Listrik 7 Ribu MW Berpotensi Rugi Rp3,76 Triliun
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa potensi PLTP di Indonesia mencapai 29.000 MW. Namun yang saat ini telah direalisasikan baru 5 persen.
“Oleh sebab itu potensi sisanya 95 persen perlu dikerjakan karena ada potensi yang sangat besar sekali dan target kita 7.500 MW sampai tahun 2025,” ujar dia.
Untuk percepatan pembangunan proyek ketenagalistrikan, Kepala Negara menekankan akan terus memangkas dan menyederhanakan perizinan supaya target 35.000 MW yang telah diberikan bisa tercapai. Namun, di tengah situasi perlambatan ekonomi global, ia mengaku tengah mengkalkulasi apakah target itu bisa tercapai atau tidak.
“Harus rekalkulasi lagi apakah dengan pertumbuhan ekonomi yang sekarang itu masih kira-kira 35.000 MW. Hitung-hitungan itu yang masih harus diselesaikan. Pertumbuhan kita meskipun pada kondisi yang baik tapi perlu hitung hitungan karena waktu 35.000 MW di atas 7 persen,” ungkap dia.
Peresmian tiga proyek infrastruktur pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT Pertamina (Persero) yang diresmikan perngoperasionalannya oleh Jokowi hari ini adalah senilai 532,07 juta dolar Amerika Serikat atau Rp6,18 triliun.
Proyek-proyek tersebut meliputi PLTP Lahendong unit 5 dan 6 berkapasitas 2 x 20 MW di Tompaso, Sulawesi Utara. Proyek senilai 282,07 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp3,3 triliun tersebut mulai dikerjakan sejak 5 Juli 2015 dengan target penyelesaian masing-masing Desember 2016 dan Juni 2017, namun sukses dikerjakan lebih cepat menjadi 15 September 2016 atau lebih cepat tiga bulan untuk unit 5 dan 9 Desember atau lebih cepat enam bulan untuk unit 6.
PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 yang menggunakan skema total project (hingga menghasilkan listrik) tersebut telah memperkuat sistem ketenagalistrikan Sulawesi dengan tidak kurang 20 ribu rumah tangga teraliri listrik. Selama pelaksanaan proyek menyerap tenaga kerja lokal tidak kurang dari 750 orang.
Proyek berikutnya adalah PLTP Ulubelu unit 3 dengan kapasitas 1 x 55 MW dan investasi 250 juta dolar Amerika Serikat yang setara dengan Rp2,88 triliun. Juga dengan skema total project, PLTP Ulubelu unit 3 ini mulai dikerjakan pada 5 Juli 2015 dengan target selesai Agustus 2016, namun berhasil masuk ke dalam sistem pada 26 Juli 2016 atau lebih cepat satu bulan. Proyek yang berlokasi di Tanggamus, Lampung ini telah menyerap tenaga kerja sekitar 2 ribu orang.
Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, proyek-proyek infrastruktur energi yang dibangun Pertamina diharapkan dapat memberikan efek berganda terhadap kehidupan ekonomi masyarakat, mulai dari teralirinya listrik, terbukanya lapangan kerja selama pelaksanaan proyek dan juga pascaproyek sebagai dampak dari tumbuhnya industri baru karena pasokan listrik yang lebih kuat.
"Sebagai BUMN energi, Pertamina sangat bangga dapat memberikan kontribusi terbaiknya untuk negara melalui penyediaan infrastruktur energi di seluruh Tanah Air," ujar Dwi.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian, dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey.