Kebijakan Pemerintah Dinilai Tak Sesuai Logika Ekonomi

Sabtu, 24 Desember 2016 | 12:02 WIB
Kebijakan Pemerintah Dinilai Tak Sesuai Logika Ekonomi
Ilustrasi tenaga kerja Cina. [Shuttertstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia-KSPSI, Jumhur Hidayat menduga serbuan warga Cina yang datang ke Indonesia tidak semata terkait urusan bisnis. Dia menduga ada keinginan dari Pemerintah Cina untuk menginvansi Indonesia melalui tenaga kerjanya.

Oleh karena itu, dia mengimbau pemerintah untuk cepat tanggap atas fenomena tersebut.

"Menurut saya kegiatan yang dilakukan ini tidak hanya bisinis semata," kata  Jumhur dalam diskusi bertajuk 'Di balik  Serbuan Warga Asing' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/12/2016).

Menurut Jumhur, proses kedatangan orang asing biasanya karena negara tujuan mengalami kekurangan tenaga kerja. Katanya, saat ini Indonesia masih memiliki tenaga kerja yang banyak,  dan belum dibutuhkan tenaga keeja asing. Karenanya dia menilai kebijkan pemerintah tidak sesuai  dengan pandangan logika ekonomi.  

Baca Juga: Dede Yusuf Klaim TKA Cina ke Indonesia Buat Hindari Pengangguran

"Kalau tenaga kerja Indonesia berangkat keluar negeri, berarti investor mereka menjerit-jerit  untuk minta tenaga kerja. Di Indonesia, tidak ada permintaan orang untuk datang tetapi orang datang," kata Jumhur.

Diketahui, isu serbuan tenaga kerja asing asal China di Indonesia akhir-akhir ini begitu marak. Bahkan ada yang mengatakan bahwa sekira 10 juta tenaga kerja asal negeri Tirai Bambu tersebut merebut lahan kerja pekerja Indonesia.

Atas informasi tersebut, Presiden Joko Widodo pun telah membantah dengan keras. Menurutnya, informasi tersebut berlebihan, karena hanya ada belasan ribu warga China yang bekerja di Indonesia. Sebab, angka sepuluh juta tersebut bukanlah jumlah pekerja Cina yang masuk ke Indonesia, melainkan jumlah wisatawan dari Cina yang diharapkan akan datang berkunjung ke Indonesia. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI