Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kamis (22/12/2016)ditutup turun sebesar 68 poin atau 1,34 persen ke level 5.042 setelah bergerak di antara 5.032-5.120. Sebanyak 80 saham naik, 235 saham turun, 83 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp7.228 triliun. Di pasar reg-uler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp168 miliar.
Pasar Amerika masih di tutup negatif, volume perdagangan kian sepi menjelang libur panjang akhir tahun. "Dow jones melemah 0.11 persen ke level 19,919, Nasdaq melemah 0,29 persen ke level 4,934 dan S&P melemah 0,19 persen ke level 2," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan tertulis Jumat (23/12/2016).
Pasar Eropa ditutup bervariasi di akhir perdagangan, Pembukaan di zona merah ini dinilai merupakan reaksi akan menurunnya jumlah investor yang ,elakukan trading. Namun, sentimen lain juga masih datang dari imbas serangkaian tragedi terorisme di Berlin dan Swiss, seiring menurunnya selera investor terhadap beberapa aset beresiko pasca kejadian - kejadian tersebut.
"FTSE berhasil ditutup menguat 0,23 persen di level 7,063. CAC menguat 0,02 persen sementara DAX melemah 0,11 persen di level 11,456," ujar Hans.
Baca Juga: Merck Sharp Dohme Pharma Serap Capex 2 Juta Dolar AS
Kementerian Perindustrian memproyeksikan pertumbuhan industri berkisar antara 5,3 hingga 5,6 persen pada 2017. Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan itu seiring dengan pertumbuhan ekonomi na-sional yang ditargetkan sebesar 5,1 hingga 5,4 persen. Ia menjelaskan, subsektor industri yang diprediksi akan tumbuh paling tinggi dan menjadi penggerak utama pertumbuhan industri pengolahan non-migas masih disumbang oleh industri ma-kanan dan minuman.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto mengatakan, pada tahun ini pertumbuhan industri makanan dan minu-man diproyeksikan mencapai 8,2 sampai 8,5 persen. Target tersebut diturunkan menjadi 7,5 sampai 7,8 persen pada 2017. Hal ini dinilai sebagai angka yang lebih realistis.
"Berdasarkan catatan Kemenperin sektor makanan dan minuman berkontribusi paling besar terhadap pertumbuhan industri hingga kuartal III 2016, yakni mencapai 33,61 persen," pungkas Hans.