Dalam rangka peresmian Terminal Pulo Gebang yang akan di launching oleh Presiden RI di penghujung tahun 2016 ini, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) melakukan beberapa persiapan penting diantaranya cek posisi kelengkapan signage dan perambuan, ijin trayek, pemanfaatan kios bagi para pedagang dan kemudahan angkutan feeder bagi para pengguna yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta dan sekelilingnya terutama wilayah Bekasi.
Rangkaian pembahasan yang dikoordinasikan oleh BPTJ dengan pihak terkait secara marathon terus di lakukan. Seperti pada hari Selasa (20/12/2016), BPTJ kembali melakukan rapat koordinasi di kantor BPTJ Jl. MT. Haryono, bersama Dishubtrans Prov. DKI Jakarta, PT. Transjakarta, PD. Pasar Jaya, Ditjen Perhubungan Darat, Pemprov DKI Jakarta dan Organda.
Konsep terminal ini secara konsisten dikawal langsung oleh Kepala BPTJ Elly Adriani Sinaga, sehingga nantinya akan menciptakan terminal yang humanist dan civilized . Menurut Elly, terminal yang manusiawi adalah terminal yang tidak ada antrian pada loket. "Teminal Pulogebang Nantinya akan mempunyai satu sistem penjualan tiket secara online," kata Elly.
Sistem online ini diharapkan juga akan menghindari maraknya calo yang ada di terminal pada umumnya.
Baca Juga: Kemenhub Sediakan Posko Angkutan Laut untuk Libur Akhir Tahun
"Diharapkan dengan mengaplikasikan teknologi yg perkembangannya sangat pesat saat ini, para penumpang dapat merasakan aman dan nyaman dalam melakukan perjalanan," tambah Elly.
Tidak hanya dalam aspek kenyamanan, nantinya masyarakat juga dapat menikmati kemudahan melihat jadwal keberangkatan dan kedatangan setiap armada bus pada booth display yang tersedia.
Terminal Pulogebang ini diharapkan menjadi terminal percontohan selain Terminal Tirtonadi di Solo. "Pada terminal ini diharapkan tidak hanya kenyamanan dan keamanan saja yang ditonjolkan, namun juga kemudahan di dalamnya termasuk akses dari dan menuju ke Terminal Pulogebang maupun kemudahan layanan informasi," papar Elly.
Terminal Pulogebang yang akan melayani rute AKAP wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, secara otomatis akan menggantikan fungsi dari terminal Rawamangun dan Terminal Pulogadung yang ada saat ini. Tentunya Terminal Pulogebang akan menjadi pusat penting perpindahan orang antar provinsi, sehingga tidak hanya warga Jakarta saja yang dapat mengakses lokasi ini namun juga wilayah penopang di sekitarnya seperti Bekasi, Bogor dan Tangerang. Oleh karena itu, BPTJ sebagai institusi yang mengawasi pengembangan dan peningkatan pelayanan transportasi di wilayah Jabodetabek, berupaya mengkoordinasikan kemudahan layanan tersebut. Elly mengatakan, BPTJ telah membicarakan dengan Dishubtrans Prov. DKI Jakarta, PO dan bus mana saja yang perlu ditertibkan sehingga tidak melanggar rute dan trayek yang ada. Adapun jumlah bis yang beroperasi di terminal bayangan adalah 156 bis sesuai laporan Dishubtrans Prov. DKI Jakarta yang akan ditindaklanjuti dengan pembekuan ijin trayek oleh Ditjen Hubdat.
Mendukung beroperasinya Terminal Pulogebang secara sempurna, BPTJ bersama-sama dengan Dishubtrans Prov. DKI Jakarta juga telah menyusun SOP dan buku pengawasan sehingga memudahkan Terminal Pulogebang melaksanakan tugas dan fungsinya selain memudahkan BPTJ dalam mengawasinya.
"Nantinya SOP dan buku pengawasan ini dapat digunakan tidak hanya oleh Terminal Pulogebang saja, namun juga terminal lain yang berada di bawah pengawasan BPTJ," jelas Elly.