Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) jelang Natal2016 dan Tahun Baru 2017 siap melakukan pengawasan keselamatan, peningkatan pelayanan dan kapasitas dengan menggelar Posko di beberapa terminal dan gerbang tol. Seperti dalam apel pagi persiapan poskos yang digelar di halaman kantor BPTJ Senin (19/12/2016), Kepala BPTJ Elly Adriani Sinaga mengatakan Posko yang dilaksanakan mulai 18 Desember 2016 sampai dengan Januari 2017 ini bertujuan untuk memastikan tingkat keselamatan, memastikan pemberian layanan terbaik kepada masyarakat, dan memastikan kecukupan kapasitas bagi masyarakat yang hendak bepergian atau mudik saat liburan panjang natal dan tahun baru.
Untuk memastikan tingkat keselamatan, BPTJ bersama Dishub menggelar ramp check baik kepada armada maupun kepada pengemudinya. Dalam pelaksanaan ramp check dilakukan pengecekan langsung dengan menguji kelaikan jalan kendaraan secara sampling. Pengawasan Pelaksanaan pemeriksaan kelaikan sarana transportasi ini dilakukan khususnya untuk bus AKAP atau antarkota antar provinsi di wilayah Jabodetabek pada terminal yang mengadakan kegiatan Posko Angkutan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017.
Selain itu juga dilakukan pengecekan kelaikan orang/pengemudi. Dalam ngengecek kelaikan kendaraan armada bus yang akan dipakai untuk angkutan Natal dan Tahun Baru 2017 ini harus diperiksa dengan teliti. “Rem tangan jangan sampai tidak berfungsi. Ini musim hujan, maka wiper juga harus dicek benar-benar agar bisa digunakan,” kata Elly saat memberikan pengarahan apel persiapan posko.
Untuk kalaikan orang/pengemudi, petugas dari BPTJ harus memastikan bahwa pengemudi mendapatkan istirahat yang cukup, jangan baru sampai di terminal dan dipaksakan harus kembali jalan padahal sopir belum sempat istirahat. “Untuk keselamatan, tidak ada tawar menawar, semua harus dicek betul dan dipastikan aman,”lanjut Elly.
Baca Juga: Jelang Natal dan Tahun Baru 2017, Transportasi Laut Dipersiapkan
Hal kedua yang menjadi tujuan Posko yaitu memastikan kecukupan Pelayanan bagi para pemudik Natal dan Tahun baru. Petugas di lapangan harus mengecek apakah pelayanan yang diberikan sudah memadai. Dalam pengecekan pelayanan ini, harus dipastikan bahwa ada kepastian jadwal bagi para penumpang dan tarif yang sesuai ketentuan.
“Jadwal yang pasti kapan berangkatnya bus itu harus terpasang dan dijalankan dengan baik. Jangan sampai seperti angkutan Lebaran 2016 lalu ada penumpang yang sudah dari pagi menunggu diterminal tapi hingga sore busnya belum ada kepastian akan berangkat. Selain itu tarif juga harus dipantau jangan sampai terulang ada yang tarif harusnya hanya 80rb tapi dinaikkan menjadi 278rb seperti pada masa Angkutan Lebaran. Cek tempat duduk penumpang, jangan sampai karena busnya dibuat kursinya 2-2 lalu dipasang tarif eksekutif tanpa melihat kondisi busnya laik atau tidak,” tambah Elly.
Hal ketiga yang harus dilakukan petugas BPTJ yaitu memastikan kapasitas yang mencukup baik bagi armada untuk parkir maupun bagi para penumpang saat menunggu bus.
Pengecekan kapasitas terminal harus berlaku baik untuk bus maupun untuk penumpang. Bus yang ada di terminal disarankan mempunyai batas waktu tertentu untuk istirahat. Jika sudah cukup maka harus keluar jalan sesuai jadwal dan bergantian dengan bus lain yang harus beristirahat. Ruang tunggu untuk penumpang juga harus memadai jangan sampai ada yang duduk-duduk sampai tertidur di lantai.
“Meski terminal tidak jadi diserahkan kepada kita, tapi BPTJ yang mempunyai tugas sebagai pengawas tatap harus tegas menjalankan fungsi pengawasannya. Sirkulasi harus jalan dan tidak boleh ada penumpukan. Tingkat pergantian di terminal harus tinggi dan berjalan baik,” tutup Elly.
Posko Layanan oleh BPTJ ini di gelar di lima terminal yaitu Terminal Pulo Gebang, Terminal Pulo Gadung, Terminal Kampung Rambutan, Terminal Kalideres, dan Terminal Poris Plawad. Sementara itu juga dilakukan layanan posko 3 (tiga) gerbang tol utama seperti Gerbang tol utama Cikarang, Gerbang Tol Utama Cimanggis dan Gerbang Tol Utama Karang Tengah.