Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama dengan beberapa BUMN Karya mulai membangun sekolah sementara di 13 lokasi yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi di Provinsi Aceh.
Sebanyak 12 sekolah berada di Kabupaten Pidie Jaya yaitu, SD Mesjid, SMPN Tampui, SDN Tampui, PAUD Bunda Kasih, SDN Peulandok yang berlokasi di Kecamatan Trienggading; SMKN 1, MIN (Madrasah) Paru, SMPN 3, SDN Jiem Jiem berlokasi di Kecamatan Bandar Baru, SDN Malem Dagang di kecamatan Ulim; SMPN 2 di Kecamatan Pante Raja; dan SMKN 1 di Kecamatam Bandar Dua; sedangkan SMPN 1 Kecamatan Samalanga berada di Kabupaten Bireun.
"Jadi mulai besok (hari ini) kami sudah mulai bekerja di lokasi dengan program kerja utama adalah menyiapkan sekolah sementara", tutur Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR, Danis Sumadilaga yang bertindak sebagai Ketua Satgas Infrastruktur untuk penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa di Pidie Jaya dalam keterangan tertulis, Rabu (21/12/2016).
Data BNPB per tanggal 21 Desember menunjukan bahwa terdapat 95 sekolah negeri dan madrasah yang mengalami kerusakan berat, sedang dan ringan. Dari 95 lokasi tersebut, 13 diantaranya telah dilakukan pembersihan oleh TNI.
Baca Juga: Menteri Basuki Meninjau Instalasi Pengolahan Air Kota Pontianak
Untuk itu Bupati Pidie Jaya Ayyub Abbas mengirim surat kepada Menteri PUPR, yang pada prinsipnya memohon bantuan teknis untuk penanganan sekolah-sekolah tersebut. Berdasarkan surat tersebut, Selasa (20/12/2016) Kepala Balitbang Kementerian PUPR menemui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Bupati dan Wakil Bupati Pidie Jaya untuk membahas lokasi tersebut dan perkembangan kondisi di lapangan.
Verifikasi 13 Lokasi
Pertemuan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan verifikasi teknis yang dilakukan oleh Dinas PU dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Jaya yang didampingi oleh tim teknis dari Kementerian PUPR, BNPB dan BPKP untuk mengidentifikasi kerusakan dan memberikan rekomendasi.
Hasil rekomendasi menyatakan bahwa 13 sekolah tersebut membutuhkan sebanyak 101 ruangan kelas belajar (RKB) sementara, sambil menunggu perbaikan maupun pembangunan ruangan kelas permanen.
Danis mengungkapkan bahwa untuk pembangunan sekolah sementara ini ditargetkan dapat selesai pada akhir Januari atau paling lama sampai pertengahan Februari 2017, selanjutnya dilaksanakan pembangunan kelas permanen, bahkan di beberapa lokasi bisa dilakukan secara paralel dengan verifikasi teknis sekolah lainnya.
"Kegiatan belajar di sekolah akan dimulai pada awal Januari, mungkin belum selesai semuanya oleh sebab itu kami mohon bantuan BNPB untuk menyiapkan bantuan berupa tenda darurat agar anak-anak tetap bisa sekolah", tambah Danis.
Pembangunannya sendiri akan dilakukan oleh beberapa BUMN Karya untuk konstruksi maupun konsultan pengawasnya. BUMN yang terlibat diantaranya adalah Waskita Karya, Hutama Karya, Adhi Karya, Nindya Karya, Bina Karya, Wijaya Karya, Brantras Abripraya, PP, Waskita, Yodya Karya dan Virama Karya, yang dibagi menjadi tiga zona pekerjaan berdasarkan wilayah kerja.
Kementerian PUPR dan BUMN sepakat untuk membuat ruangan kelas dengan sistem modular dengan metode knock down. Menggunakan baja ringan dan dilakukan dengan prinsip knock down sehingga apabila tidak digunakan lagi masih dapat dimanfaatkan oleh BNPB nantinya.
Hari ini BUMN tersebut mulai melakukan pengukuran, persiapan konstruksi berupa landclearing, pemasangan bouplank dan sejalan dengan itu membuat pabrikasi komponen-komponen modular sekolah.