Merck Sharp Dohme Pharma Serap Capex 2 Juta Dolar AS

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 22 Desember 2016 | 10:09 WIB
Merck Sharp Dohme Pharma Serap Capex 2 Juta Dolar AS
Ilustrasi pabrik obat. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Merck Sharp Dohme Pharma (SCPI) telah menyerap belanja modal (capital expenditure/capex) senilai 2 juta Dolar Amerika Serikat (AS) untuk modernisasi pabrik. Menurut informasi pihak perseroan, belanja modal senilai 2 juta digunakan untuk memperbaiki sistem di pabrik obat.

"Untuk modernisasi pabrik itu, besar kemungkinan investasi yang dirilis setara dengan pabrik baru yakni 22 juta," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan resmi, Kamis (22/12/2016).

SCPI ini mencatatkan penjualan per September 2016 senilai Rp1,86 triliun, tumbuh 7,66 persen dari posisi Rp1,72 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, komponen beban pokok penjualan per kuartal III/2016 mencapai Rp1,6 triliun. Laba kotor yang dibukukan mencatatkan penurunan karena pertumbuhan beban pokok yang lebih tinggi dibandingkan penjualan bersih yakni menjadi Rp251,68 miliar per September 2016.

"Capaian ini menunjukkan kontraksi 19,62 persen dari posisi Rp313,11 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya," ujar Hans.

Baca Juga: Trader Beralih ke Persiapan Natal, Saham AS Melemah

Disisi lain, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berniat fokus meningkatkan kualitas layanan produk tahun depan, termasuk layanan 4G. Untuk itu TLKM bakal gencar membangun base transceiver station (BTS) tahun depan. Anak usaha TLKM, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), menyiapkan capital expendi-ture (capex) Rp 14,8 triliun, naik 15 persen dibanding tahun ini. Sebagian besar dana ini dialokasikan untuk membangun BTS, terutama di daerah-daerah pelosok dan perbatasan.

"Di kuartal tiga tahun ini, kinerja TLKM positif dengan pendapatan Rp29,7 triliun, naik 10,6 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu . Laba bersih mencapai Rp4,8 triliun, naik 17 persen dibanding 2015. Kontribusi bisnis layanan data pada pendapatan diperkirakan akan terus meningkat dan mengambil alih kontribusi pendapatan dari layanan telepon," pungkas Hans.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI