Berdasarkan data Karir.com, gaji rata-rata Generasi Milenial, atau generasi yang lahir antara tahun 1981-1994, di Jakarta adalah Rp 6.072.111 per bulan (gross). Sedangkan menurut Rumah123.com, untuk dapat mencicil rumah di Jakarta, dibutuhkan gaji minimal Rp7,5 juta per bulan.
Fakta menarik lainnya, dari data Salary Benchmark 1.2 milik Karir.com, hanya 17 persen saja profesional Milenial di Jakarta yang memiliki gaji Rp7,5 juta atau lebih.
Country General Manager Rumah123.com Ignatius Untung mengatakan bahwa 17 persen Milenial Jakarta ini harus mulai mencicil rumah dari sekarang. “Dengan penghasilan Rp7,5 juta itu pun mereka hanya bisa membeli rumah dengan kisaran harga tertinggi Rp300 juta. Mempertimbangkan jumlah cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), mereka hanya bisa mencicil hingga Rp2,2 juta per bulannya, atau 30 persen gaji,” kata Untung dalam keterangan tertulis, Selasa (201/12/2016).
Menurut Untung, harga rumah hunian di Jakarta diprediksi naik hingga 125 persen lima tahun mendatang, sementara CEO Karir.com Dino Martin mengatakan bahwa kenaikan gaji dengan periode yang sama hanya berkisar 80 persen. Untung menegaskan pentingnya membeli hunian secepat mungkin mengingat kenaikan harga properti terus terjadi setiap tahunnya.
Baca Juga: Rumah123 Optimis Sektor Properti akan Rebound di 2017
“Dengan estimasi kenaikan harga rumah 20 persen per tahun, harga rumah yang saat ini Rp300 juta akan menjadi Rp750 juta. Bandingkan dengan kisaran penghasilan Milenial lima tahun ke depan. Dengan prediksi kenaikan 10 persen, maka penghasilan pada 2021 ada di angka Rp12 juta. Dengan penghasilan Rp12 juta per bulan, Milenial tidak lagi mampu membeli rumah yang sebenarnya sempat terjangkau oleh mereka saat ini. Pasalnya, saat harga rumah mencapai Rp750 juta, cicilan yang harus dibayarkan adalah Rp5,6 juta, padahal kemampuan mencicil mereka hanya 30 persen gaji, yakni Rp 3,6 juta,” jelas Untung.
Di saat yang berbeda, Dino menerangkan, “Sekarang Milenial tak perlu bingung cara menghitung jumlah cicilan atau bagaimana mengatur gaji, karena Rumah123.com dan Karir.com sudah menciptakan alat penghitung atau Kalkulator KPR yang disematkan pada fitur Salary Benchmark versi terbaru. Milenial tinggal memasukkan harga rumah yang ingin dibeli, lalu uang muka sebesar 30 persen dan batas pinjaman akan otomatis dihitung oleh mesin. Sebagai contoh, misal mereka ingin membeli rumah seharga Rp300 juta, maka uang muka yang harus dibayarkan adalah Rp 90 juta, dan batas pinjaman adalah Rp 210 juta. Dengan estimasi suku bunga 9% dan jangka waktu 15 tahun, maka angsuran per bulan yang harus dibayarkan adalah Rp2.129.959 per bulan.”
Rumah123.com dan Karir.com merilis fitur penghitung gaji dengan Kalkulator KPR ini pada November 2016. Fitur ini merupakan update dari versi sebelumnya, yakni Salary Benchmark 1.2. Versi terbarunya, Salary Benchmark 2.0, juga memungkinkan profesional untuk mendapatkan penghitungan apakah gaji Anda berada di bawah pasar, masuk rata-rata, atau di atas pasar. Fitur ini juga memberikan rekomendasi posisi-posisi di atas Anda yang bisa Anda raih dengan performa yang baik.
“Dari data Salary Benchmark 1.2, 53 persen user ingin memiliki bisnis sendiri sepuluh tahun dari sekarang, sedangkan yang ingin menjadi profesional hanya 25 persen, dan yang ingin memimpin perusahaan ada 17 persen,” kata Dino. Dino menambahkan bahwa data Salary Benchmark 1.2 ini merupakan sample yang dikumpulkan dari periode Oktober 2015 hingga Januari 2016 dengan total jumlah user sebanyak 37.000 orang dari seluruh Indonesia, ditambah dengan data City Survey yang dilangsungkan pada Maret-April 2016 dengan total jumlah responden sebanyak 18.000 orang yang berdomisili di Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar dan Medan.
Dino menyarankan, “Jika ingin memiliki hunian, seperti saran Pak Untung, harus dipikirkan dari sekarang. Bagi 25% Milenial yang ingin tetap menjadi profesional dan 17 persen yang ingin memimpin perusahaan sepuluh tahun mendatang, sebaiknya sedari sekarang mulai menilik apakah profesi yang digelutinya saat ini menawarkan jenjang karir atau career path yang mumpuni, atau apakah industrinya sustainable. Jika tidak, mungkin bisa mencoba peruntungan di industri lain.”
Dino menegaskan bahwa dengan fitur Salary Benchmark 2.0, Milenial dapat mengecek gaji di pasaran untuk profesi dan industri yang berbeda.