Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menyampaikan bahwa sektor enegi menjadi tulang punggung kerja sama ekonomi Indonesia-Iran. Hal ini terungkap dalam rangkaian acara Kunjungan Resmi Kenegaraan bersama dengan Presiden RI Joko Widodo ke Iran. Kepala BKPM bertemu dengan 100 pengusaha asal Iran dan Indonesia dalam Indonesia-Iran Trade and Investment Discussion yang diadakan di Hotel Espinas Palace, Teheran, Iran, Kamis (15/12/2016).
Sebelumnya telah terjadi kesepakatan antara Presiden RI Joko Widodo dengan Presiden Iran Hassan Rouhani pada pertemuan di Istana Jomhouri, Sa’dabad, Iran, Rabu (14/12/2016). Kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama antar dua negara. Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Iran merupakan kunjungan balasan setelah sebelumnya Presiden Rouhani berkunjung ke Indonesia pada April 2015.
Presiden RI Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia telah membuka era baru dalam hubungan kerja sama antara Indonesia dan Iran. pemerintah Indonesia "Saya sangat senang dapat memenuhi undangan Presiden Rouhani berkunjung ke Iran. Saya yakin kunjungan saya kali ini akan membuka era baru, hubungan yang lebih baik lagi antara Indonesia dan Iran," ujar Presiden RI Joko Widodo.
Joko Widodo menambahkan bahwa bentuk kerja sama yang menjadi fokus perhatian keduanya kali ini ialah mengenai energi serta minyak dan gas bumi. Pemerintah Iran sendiri juga memiliki komitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Presiden Jokowi mengungkap rencana investasi pembangunan kilang minyak dan pembangkit listrik mobile di Indonesia oleh Iran.
Baca Juga: BKPM Kaget Jokowi Target Investasi Rp670 Triliun
"Rencana investasi pembangunan refinery di Jawa Timur oleh Iran. Pembangunan mobile power plant oleh Iran di Indonesia sebesar kurang lebih 5.000 MW," lanjutnya.
Kepala BKPM Tom Lembong menyatakan dalam sambutannya bahwa kunjungan ke Iran membuka potensi investasi yang besar bagi para investor Iran untuk berinvestasi di Indonesia, mengingat merupakan negara dengan ekonomi terbesar ke-29. Saat ini Indonesia dan Iran telah memasuki era baru hubungan bilateral dengan dukungan penuh kedua pemerintah.
“Kunjungan ke Iran truly insightful and inspiring. Iran adalah emerging economy, ekonomi terbesar ke-29, yang kini terbuka dan menyimpan potensi besar. Indonesia dan Iran memasuki era baru hubungan bilateral dengan dukungan penuh kedua pemerintah. Presiden Jokowi mengharapkan hasil yang nyata,” jelasnya dalam keterangan kepada pers, Kamis (15/12/201).
Tom menambahkan, sektor energi akan menjadi tulang punggung dalam kerja sama Indonesia-iran tersebut. Selain itu, sektor perdagangan, jasa dan pariwisata menjadi beberapa sektor prioritas antara kedua negara. “Energi menjadi tulang punggung kerja sama Indonesia-Iran. Perdagangan, jasa dan pariwisata juga menunjukkan pertumbuhan,” lanjutnya.
Kepala BKPM bersama dengan Menteri ICT Iran Mahmoed Vaezi, Menteri Koordinator Perekonomian darmin Nasution, Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Dubes Indonesia untuk Iran Octavino Alimudin menyaksikan penandatanganan tiga MoU dalam "Indonesia-Iran Trade and Investment Discussion" di Hotel Espinas Palace, Teheran, Iran. Ketiga MoU tersebut antara lain: PT PLN dengan Mapna Group terkait Pengembangan Pembangkit; Mayora Indah dengan Nakhle Tuba Ariayi terkait Distribusi Produk; serta Pertamina dengan National Iranian Oil Company (NIOC) terkait Pembelian LPG.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden RI Joko Widodo didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Kepala BKPM Thomas Lembong, Ketua OJK Muliaman D. Hadad, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto serta Direktur Utama PLN Sofyan Basir.
Menurut data BKPM, pada periode Januari-September 2016 Iran menduduki peringkat ke-31 dengan total realisasi investasi sebesar US$ 14,30 juta. Sektor terbesar yang diminati investor Iran sepanjang 2016, yaitu sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi. Realisasi investasi PMA periode Januari-September 2016 telah mencapai US$ 21.461,3 juta dengan target realisasi investasi tahun 2016 sebesar Rp 594,5 triliun.