Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan nilai ekspor Indonesia November 2016 mencapai 13,50 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) atau meningkat 5,91 persen dibanding ekspor Oktober 2016. Demikian juga dibanding November 2015 meningkat 21,34 persen.
"Ekspor nonmigas November 2016 mencapai 12,39 miliar Dolar AS, naik 6,04 persen dibanding Oktober 2016, sementara dibanding ekspor November 2015 naik 28,75 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangan resmi, Kamis (15/12/2016).
Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-November 2016 mencapai 130,65 miliar Dolar AS atau menurun 5,63 persen dibanding periode yang sama tahun 2015, demikian juga ekspor nonmigas mencapai 118,80 miliar Dolar AS atau menurun 1,96 persen.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas November 2016 terhadap Oktober 2016 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 366,1 juta Dolar AS (20,37 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar 67,8 juta Dolar AS (30,57 persen).
Ekspor nonmigas ke Tiongkok November 2016 mencapai angka terbesar yaitu 1,81 miliar Dolar AS, disusul Amerika Serikat 1,33 miliar Dolar AS dan Jepang 1,30 miliar Dolar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 35,84 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar 1,34 miliar Dolar AS.
Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-November 2016 turun 0,28 persen dibanding periode yang sama tahun 2015, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 9,75 persen, demikian juga ekspor hasil pertanian turun 10,48 persen.
"Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari?November 2016 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 23,43 miliar Dolar AS (17,93 persen), diikuti Jawa Timur 16,91 miliar Dolar AS (12,94 persen) dan Kalimantan Timur 12,57 miliar Dolar AS (9,62 persen)," ujar Suhariyanto.