Forextime: Rupiah Menguat Jelang Rapat FOMC

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 15 Desember 2016 | 12:28 WIB
Forextime: Rupiah Menguat Jelang Rapat FOMC
Suasana transaksi pertukaran nilai mata uang asing terhadap rupiah di salah satu gerai Money Changer di Jakarta, Senin (11/5). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Rupiah menguat terhadap Dolar AS pekan lalu. USDIDR mendekati 13280 karena meningkatnya optimisme bahwa fase kedua program amnesti pajak akan berlangsung sukses membuat investor semakin tertarik pada Rupiah. Perekonomian Indonesia berulang kali menunjukkan sinyal stabilitas tahun ini.

"Dana senilai USD 7,5 miliar dolar diperkirakan akan kembali ke Indonesia sebelum akhir tahun sehingga PDB keseluruhan pun diharapkan akan terdongkrak. Investor akan memperhatikan rapat FOMC di hari Rabu pekan ini yang sangat diperkirakan akan meningkatkan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan semakin memperkuat Dolar dan Rupiah berpotensi melemah," kata Lukman Otunuga, Research Analyst Forextime dalam keterangan resmi, Kamis (15/12/2016).

Kesepakatan non-OPEC mengangkat harga WTI

Harga minyak mentah WTI melonjak ke level tertinggi tahunan baru di atas $53 pada awal perdagangan hari Senin setelah tercapainya kesepakatan OPEC dan non-OPEC untuk memangkas produksi pada hari Sabtu lalu untuk mengatasi masalah oversuplai. Setelah satu tahun yang penuh dengan perselisihan dan ketidaksepakatan untuk memangkas produksi, produsen non-OPEC akhirnya setuju untuk mengurangi produksinya sebesar 558.000 barel per hari - sebuah penurunan yang sangat mengesankan. OPEC sebelumnya sudah menyepakati pemangkasan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari bulan ini, sehingga pemangkasan produksi agregat untuk OPEC dan non-OPEC adalah sekitar 1,76 juta barel per hari. Mengingat optimisme semakin tinggi bahwa para produsen minyak dunia akan bahu membahu mengatasi masalah oversuplai, harga minyak dapat semakin meningkat dan selera risiko serta saham global pun dapat menguat di jangka pendek.

Baca Juga: Forextime: Data Inflasi Indonesia Menarik Perhatian Pasar

Walaupun harga minyak memantul hebat, masih ada kekhawatiran apakah kesepakatan pemangkasan produksi ini akan dapat dipatuhi oleh seluruh anggota OPEC dan non-OPEC. Kesepakatan ini tidak mengikat secara hukum dan tidak ada penalti apa pun apabila ada pihak yang melanggar, sehingga wajar apabila ada keraguan apakah para anggota kartel akan memenuhi komitmennya. Pelanggaran kesepakatan ini dapat menekan harga minyak di jangka menengah dan panjang. Investor bearish juga akan sangat memperhatikan reaksi produsen minyak serpih (shale oil) As terhadap peningkatan harga minyak. Jumlah sumur aktif di AS telah bertambah 21 sumur dengan total 498 sumur pada 9 Desember - peningkatan tertinggi sejak harga minyak melampaui $50.

"Efek optimisme saat ini yang mendukung harga minyak mungkin bersifat terbatas. $60 akan menjadi level resistance yang sulit ditaklukkan pembeli di Tahun Baru ini. Investor bearish dapat memanfaatkan kecurigaan dan ketidakpercayaan antar anggota kartel saat ini untuk membuat harga minyak semakin melemah di jangka yang lebih panjang. Dari sudut pandang teknikal, investor bullish tetap memegang kendali di rentang waktu harian. Momentum bullish saat ini berpotensi mengantarkan harga minyak menuju $55," ujar Lukman.

Dollar melemah menjelang rapat FOMC

Dolar As mendominasi seluruh mata uang mayor lainnya di perdagangan hari Senin. Indeks Dolar stabil di atas 101.00 dengan begitu besarnya ekspektasi bahwa Fed akan meningkatkan suku bunga AS di rapat hari Rabu pekan ini. CME FedWatch menunjukkan probabilitas 95% bahwa suku bunga akan ditingkatkan sebelum akhir tahun. Karena itu, investor akan lebih tertarik untuk memperhatikan konferensi pers Yellen dan dot plot yang mungkin dapat memberi pencerahan tentang jadwal pergerakan suku bunga AS di tahun 2017.

Ketidakpastian masih sangat menghantui sentimen pasar. Karena itu, Fed mungkin akan berhati-hati dengan mempertahankan proyeksi dua kenaikan suku bunga di tahun 2017 walaupun optimisme terhadap strategi stimulus fiskal Donald Trump yang diharapkan dapat memicu pertumbuhan dan inflasi pun semakin besar.

Sentimen tetap sangat bullish terhadap USD dan melemahnya USD akan dianggap sebagai koreksi teknikal. Dari sudut pandang teknikal, Indeks Dolar sangat bearish pada rentang waktu harian. Apabila terjadi breakout intraday di atas 101.50 maka akan terbuka jalan menuju 102.00.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI