Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu (14/12/2016) ditutup turun sebesar 30 poin atau 0,58 persen ke level 5.262 setelah bergerak di antara 5.259-5.306. Sebanyak 104 saham naik, 194 saham turun, 102 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp6.701 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp277 miliar.
Pasar Amerika ditutup turun pada akhir perdagangan dipimpin oleh saham sektor energi dan utilitas, setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya dalam 1 dekade. Federal Open Market Committee menaikkan suku bunga dari 0,25 persen-0,5 persen menjadi 0,5 persen-0,75 persen. Selain dari itu, FOMC juga mengindikasikan bahwa akan terjadi lebih banyak kenaikan daripada yang diprediksikan di bulan September lalu.
"Dow Jones ditutup turun 0,59 persen ke level 19,793. Nasdaq melemah 0,30 persen dan S&P melemah 0,81 persen ke level 2,253," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan resmi, Kamis (15/12/2016).
Pasar Eropa ditutup dengan pelemahan secara merata pada hari Rabu, bursa Eropa terkena imbas dari aksi risk aversion para investor terhadap aset –aset beresiko menjelang pengumuman Federal Reserve terkait peningkatan suku bunga AS di pengujung tahun 2016 ini. Terkait data Eropa, sentimen terhadap bursa Eropa juga mendapatkan pengaruh dari data European Statistical Office yang melaporkan penurunan tingkat produksi industrial sebesar 0,1 persen di bulan Oktober.
Baca Juga: Bali Towerindo Raih Pinjaman dari Bank Sinarmas
"FTSE Inggris ditutup melemah sekitar 0,28 persen, disambung oleh DAX Jerman dan CAC Perancis yang ditutup masing – masing 0,35 persen dan 0.72," ujar Hans.
Setelah mencatatkan arus modal asing keluar sejak pekan akhir pekan pertama November 2016 hingga akhir Oktober 2016, Bank Indonesia (BI) justru mencatat adanya arus mudal asing yang masuk di bulan ini. Hans mengatakan, sejak awal Desember hingga saat ini, capital inflow tercatat sebesar Rp7 triliun. Sementara total capital inflow sejak awal tahun hingga saat ini tercatat sebesar Rp120 - Rp130 triliun. Menurutnya inflow tersebut dipengaruhi oleh pasar yang telah melakukan penyesuaian atas terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Capital inflow ter-sebut tercermin pada nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang cenderung men-guat. Di pasar spot, rupiah tercatat berada di level Rp 13.565 per dollar AS pada 1 Desember 2016 dan menguat ke level Rp 13.295 per dollar AS pada kemarin.