Bali Towerindo Raih Pinjaman dari Bank Sinarmas

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 14 Desember 2016 | 11:45 WIB
Bali Towerindo Raih Pinjaman dari Bank Sinarmas
Tower telekomunikasi. [Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Bali Towerindo Sentra (BALI) meraih pinjaman baru dari PT Bank Sinarmas Tbk. Pinjaman itu terbagi menjadi empat jenis fasilitas pinjaman dengan nilai total Rp 114 miliar.

Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, mengatakan, fasilitas pinjaman yang diterima diantaranya term loan XI non-revolving senilai Rp 72 miliar. Jangka waktu pinjaman ini 60 bulan dan akan digunakan untuk membiayai pembangunan tower microcell pole (MCP) yang akan dibangun di seluruh Indonesia, khususnya Jabodetabek. Pinjaman lainnya adalah term loan XII non-revolving sebesar Rp 32 miliar dengan jangka waktu yang sama.

"Fasilitas kredit ini akan digunakan untuk pembangunan jaringan fiber to the home (FTTH). Lalu, BALI juga menambah plafon fasilitas demand loan sebesar Rp 10 miliar untuk pembelian peralatan dan komponen tower MCP maupun jaringan FTTH. Jangka waktu pinjaman ini berakhir pada 14 April 2017 mendatang," kata Hans dalam keterangan resmi, Rabu (14/12/2016).

PKPK Raih Pendapatan Usaha Jadi Rp50 Miliar

Baca Juga: Pasar Fokus Pertemuan The Fed, Saham Eropa Menguat

PT Perdana Karya Perkasa (PKPK) memproyeksikan raihan pendapatan usaha menjadi Rp50 miliar atau tumbuh 100 persen secara tahunan, serta memproyeksikan jumlah beban pokok pada tahun depan mencapai Rp39,67 miliar. Hans menuturkan menuturkan kinerja tahun depan masih sangat tergantung dengan kontrak yang diteken. Menurutnya, pendapatan 2017 masih sangat bergantung dengan jasa konstruksi dan diharapkan bisa kembali masuk pada bisnis pertambangan.

Pada tahun depan, PKPK memproyeksikan nilai laba bersih mencapai Rp3,04 miliar, meningkat 6,1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dia menuturkan hingga akhir 2016, PKPK masih mencatatkan rugi, akan tetapi jumlah rugi lebih kecil dibanding periode sebelumnya. "Hingga September 2016, rugi bersih PKPK mencapai Rp3,93 miliar, atau mulai membaik dari rugi periode yang sama tahun sebe-lumnya Rp35,18 miliar," ujar Hans.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI